Mohon tunggu...
Arum Butler
Arum Butler Mohon Tunggu... Administrasi - Just me.....

The Wallflower and The Wildflower Alumni Danone Blogger Academy Batch 1 Tahun 2017 www.arumsukapto.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kartu "Sakti" JKN, Masuk IGD dan Opname Tanpa Ribet

22 Desember 2018   19:35 Diperbarui: 22 Desember 2018   19:47 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartu JKN selalu kubawa kemanapun (Dokpri)

Saat mendaftar di falkes pertama, petugas menanyakan kartu JKN kemudian menunggu dipanggil oleh perawat yang mengukur suhu tubuh, berat badan, tinggi badan dan tekanan darah.  

Ini prosedur awal yang harus dilakukan sebelum pemeriksaan oleh dokter. Dari pengalaman yang kualami, seramai-ramainya falkes pertama paling lama satu jam (dari awal hinggal akhir) dan waktu menunggu tidak terasa karena terdapat TV yang ada di ruang tunggu. Ruangan dingin ber-AC terdapat hiburan TV jadinya antrian tidak menjadi masalah (ingat yaa...budayan antri dan bersabarlah)  

Masih mau mengeluh masalah antri? Tinggal duduk manis aja loh kok masih mengeluh :)

Dokter melakukan pemeriksaan setelah mendengarkan keluhan pasien peserta JKN dengan baik dan pastinya melakukan tindakan yang tepat bagi pasiennya yang kemudian memberikan obat kepada pasien.  Obat diberikan oleh petugas register bersamaan dengan kartu JKN kita.  Mudah kan? 

Bagiku pelayanan falkes pertama yang kupilih sangat memuaskan, tidak ada cerita dipersulit berobat menggunakan kartu JKN.

Masuk IGD dan opname tanpa ribet

IGD...UGD...kayaknya horror banget ya?

Ini nih yang udah pernah kualami, masuk IGD dan harus opname tanpa ribet meskipun aku menggunakan kartu JKN.

Tahun lalu tepatnya bulan Ramadhan suhu badanku tinggi hingga 39,4 derajat Celcius, sayangnya kartu JKN milikku masih menggunakan falkes pertama berada di kota kelahiranku yaitu Blora, Jawa Tengah sedangkan aku saat ini sedang berdomisili di Tangerang Selatan.  Pertama kali gejala panas tinggi menyerangku, aku berobat menggunakan uang pribadi (tanpa menikmati fasilitas dari BPJS Kesehatan).

Apa yang kulakukan saat itu sama dengan ibu paruh baya diawal cerita.  Rumah sakit yang kupilih saat itu bertaraf internasional yang berlokasi dekat rumahku, namun hasil pemeriksaan darah yang telah kulakukan sebelumnya mengharuskanku untuk opname. Sudah terbayangkan uang yang harus dikeluarkan untuk membayar rumah sakit bila nantinya aku harus opname, dan saat itu jelas kutolak mentah-mentah rujukan dokter.  

Aku bilang ke dokter supaya diberikan obat yang bisa menurunkan suhu badanku (ini pasien sotoy dan jangan ditiru hehehe) padahal diagnosanya bukan sekedar suhu badan namun tepatnya adanya infeksi bakteri/virus (terlihat dari hasil darah negatif dari demam berdarah dan types)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun