Mohon tunggu...
Muhammad Azry Zulfiqar
Muhammad Azry Zulfiqar Mohon Tunggu... Ilustrator - Independent Writer

Coffee, Fee, Fee muhammadazry34@gmail.com Blog: https://horotero.wordpress.com/ Bekerja dan mencuri waktu berselingkuh dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Return Trip Effect, Pergi Lama Pulang Cepat

18 Februari 2021   11:34 Diperbarui: 18 Februari 2021   11:59 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang pasti pernah melakukan perjalanan atau bepergian dalam periode kapanpun. Berbagai macam kegiatan, touring, sunmori, liburan, iseng-iseng dan keperluan lainnya pasti lekat dengan perjalanan. Menggunakan kendaraaan dan berkendara hingga sampai ke tempat yang dituju itu memang menyenangkan. Tetapi, hampir setiap orang merasa bahwa waktu berangkat memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan waktu pulang yang terasa singkat.

Istilah sederhananya adalah 'perginya terasa lama namun pulangnya terasa cepat'. Entah hanya perasaan saja atau efek psikologis nyatanya ini memang benar terasa. Bahkan terjadi kepada setiap orang yang pergi dan pulang dengan rute sama. Mengapa? inilah yang dinamakan Return Trip Effect. Apa itu Return Trip Effect? adalah efek perjalanan pulang yang dimana setiap orang punya perasaan bahwa waktu pergi lebih lama namun waktu pulang terasa lebih cepat.

Return Trip Effect secara logika dimaknai lekat dengan sensasi manusia saat menemukan, melihat dan memperhatikan hal baru. Jika seseorang bepergian, maka Ia akan secara otomatis fokus dengan rambu-rambu, arah, patokan, jalan, persimpangan dan lokasi menuju ke tempat tujuan. Tetapi jika Mereka pulang, Mereka tidak perlu lagi memperhatikan hal-hal di sepanjang jalan karena sudah terproses otomatis di otak. Ketika pergi, otak akan merekam segala hal yang baru di depannya pertama kali yakni ketika bepergian. Lalu, ketika perjalanan pulang, otak dan respon akan familiar dan tidak seperti susana ketika pergi karena telah tersimpan di dalam memori otak. Inilah yang disebut dengan faktor familiaritas dalam efek perjalanan.

Sebuah penelitian dari Niels Van De Ven mengatakan bahwa terdapat a Violation of Expectation yang dapat diartikan pelanggaran harapan dalam perjalanan. Pelanggaran harapan itu dimaksud bahwa "seseorang merasa durasi perjalanan berangkat dan pulang itu sama namun nyatanya terasa lebih singkat".  Ini merupakan ekspektasi umum yang dirasakan orang-orang ketika melakukan perjalanan. Dimana faktor ekspektasi telah diuji dan disandingkan dengan faktor familiaritas. 

Sementara Richard A. Block, seorang psikolog dari Montana State University berpendapat bahwa Return Trip Effect muncul karena orang-orang yang bepergian ingin berangkat untuk  tepat waktu sementara ketika pulang tidak demikian atau dengan kata lain tidak ditarget dengan waktu. Memang benar adanya karena berangkat biasanya lekat dengan tepat waktu apalagi dengan tujuan yang beragam terutama rasa kepentingan sementara pulang biasanya tidak lekat dengan tepat waktu.

Dari berbagai penelitian diatas, faktanya jika sedang berangkat menuju suatu tujuan terlebih lagi tempat baru atau asing memang setiap orang otomatis merasa baru, sering melihat jam, bertanya kapan sampai, lebih memperhatikan, mengarahkan mata ke titik manapun, menghafal atau bahkan antisipasi rute. Berbeda dengan pulang yang tidak terlalu terfokus dengan waktu, perjalanan dan bahkan tujuan tadi karena tujuannya sendiri sudah hanya untuk pulang saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun