Mohon tunggu...
Muhammad Azry Zulfiqar
Muhammad Azry Zulfiqar Mohon Tunggu... Ilustrator - Independent Writer

Coffee, Fee, Fee muhammadazry34@gmail.com Blog: https://horotero.wordpress.com/ Bekerja dan mencuri waktu berselingkuh dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Publik Figur dan "Benar-Salah, Dia Idolaku"

28 Januari 2021   13:36 Diperbarui: 28 Januari 2021   13:38 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/photo/crowd-of-people-watching-a-man-perform-on-stage-3379264/

Publik figur itu orang yang banyak dikenal bukan? entah selebriti, artis, selebgram, influencer, youtuber atau apapun itu kan? Tiap orang pasti mengagumi salah satu dari banyak publik figur. Jika tidak ada, pasti ada yang mendekati perkembangannya atau paling tidak hanya suka melihat karya dan kontennya.

Publik Figur merupakan tokoh yang besar pengaruhnya dan secara langsung maupun tidak langsung memiliki  audience atau kelompok yang memiliki atensi khusus terkait dirinya. Lalu, apakah tugas publik figur? pastinya menginspirasi dan memberi kualitas di bidang khususnya demi kelompok penggemarnya maupun masyarakat luas.

Publik figur itu beban lho, serius deh. Mereka harus berhati-hati dalam berkarya, bersikap dan menentukan sesuatu. Tetapi ada dua kelompok yang berbeda seperti paragraf sebelumnya yaitu Kelompoknya atau pengagumnya alias jika dipersempit adalah fans dan yang kedua adalah masyarakat umum selain Mereka yang didalamnya terdapat haters alias kebalikan dari fans.

Dalam menjalani hidup, para publik figur ada yang berperilaku apa adanya, manipulatif dan bahkan dua layar kehidupan. Sebenarnya sah-sah saja karena itu urusan Mereka namun, jika memunculkan sesuatu kesalahan, aib atau hal tabu kepada publik urusannya bisa bahaya. Publik figur akan dipuji dan diapresiasi selama Ia berkancah di bidangnya dalam melakukan yang terbaik. Tetapi bagaimana jika Ia melakukan kesalahan? yang disengaja maupun sengaja? Sanksi atau hukuman sosial menanti.

Lalu hukuman sosial seperti apa yang akan diterima publik figur? Banyak sekali, seperti cyber bullying, hujatan, doxing atau bahkan cancel culture. Sebenarnya, hukuman sosial itu wajar walaupun tidak baik dan seharusnya lebih mengutamakan kritik dan saran. Akan tetapi hidup tidak bisa seragam dan mau tidak mau harus menerimanya.

Seperti yang baru-baru ini kasus video asusila dan sejumlah publik figur yang melakukan party di tengah pandemi Covid 19 yang masih hangat. Salah atau benar ada proses hukumnya dan sementara itu, sanksi sosial juga didapat dan dibendung namun persoalan lain muncul.  Para pengagum dan sekumpulan fans atau yang dibilang garis keras pun melawan dengan dalih apapun serta Mereka mengingatkan bahwa manusia juga punya khilaf.

Sebenarnya ungkapan 'manusia juga punya khilaf' itu bukan masalah namun, dengan membela buta dan tidak memperhatikan posisi idolanya sebagai publik figur itu kesalahan. Publik figur memang tidak sempurna namun di belakangnya, terdapat jutaan mata, pola pikir dan generasi baru yang menjadikannya role model. Maka dari itu memang beban berat sekali jatuh di pundak para publik figur.

Kesalahan memang harus dimaafkan tetapi tidak untuk dibela dan dibenarkan. Banyak sekali fans garis keras yang justru membenarkan perbuatan si publik figur yang sebenarnya salah dan diakui oleh si publik figur salah. Sementara yang baru terjadi di Indonesia justru ketika sejumlah followers suatu publik figur malah menyerang tokoh lain di akun instagramnya hanya karena si tokoh ini mengkritik idolanya yang dalam aturan normal. 

Berbagai hujatan terus terjadi dalam akun tokoh yang mengkritik publik figur ini. Lalu kalau sudah begini juga apa bedanya dengan haters yang menghujat idolanya? kalau haters yang mengkritik dan menghujat idolanya memang tidak baik tetapi 'setidaknya' memiliki dasar atas kecerobohan publik figurnya.

Kalau sudah begini memang sudah aneh saja. Mengapa? karena syukur-syukur jika si publik figur sadar dan akan menjadikan pelajaran, tetapi bagaimana jika ini dijadikan momen basis untuk pembelaan seakan-akan Ia punya 'kelompok' pelindung sehingga Ia akan melakukan kesalahan dengan sengaja dan dengan harapan tidak akan kehilangan atensi serta penggemar sehingga tertanamlah anggapan 'Benar Salah Dia idolaku' bukan? Sudah terjadi kok.

Anggapan seperti itu makin berbahaya jika sekelompok orang penggemarnya atau  pengagumnya akan melumrahkan segala macam hal kesalahan yang Mereka sendiri memang menyadarinya bahwa itu kesalahan. Akan tetapi, karena itu adalah idolanya alias publik figur kesukaannya maka selanjutnya berlindung dibalik kalimat 'manusia juga punya khilaf' dibanding memberikan kritik dan saran yang sebenarnya bisa membuat si publik figur sadar dan merasa diperhatikan oleh kelompoknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun