Mohon tunggu...
EDI SAPUTRA
EDI SAPUTRA Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu Menjadi Yang Terbaik walau itu Sulit

Lagi nyoba nulis, kadang ada ide tapi kaku kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Waktu Dalam Perspektif Al Qur'an

11 Januari 2016   10:33 Diperbarui: 11 Januari 2016   10:49 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Waktu yang Allah berikan kepada kita itu sama, satu jam sama dengan enam puluh menit semua sama. Yang membedakan itu rasa yang melewatinya dan kegiatan yang dilakukanya, bagi orang yang sedang menunggu orang yang di rindukan, maka satu menit itu serasa lebih lama, bagi orang menunggu orang yang ia tidak suka, waktu itu serasa cepat.

Di dalam Al Quran waktu itu di gambarkan dengan 4 istilah yaitu ;

Pertama, Al Ashr, menggambarkan orang yang beruntung adalah orang yang mengisi waktu dengan iman dan amal sholeh. Yaitu orang yang melewati hari-harinya dengan kebaikan.

Kedua, Al Mauqut, mengambarkan kesuksesan banyak di tentukan dengan kemampuan dalam mengatur (me-manage) waktu. Jika kita punya cita-cita atau tujuan harus di atur waktunya secara tepat, artinya waktunya harus jelas definitif.

Misalnya ada seseorang yang ingin menikah, itu harus jelas, harus di pastikan kapanya, tanggalnya, dan waktunya.

Bagi yang hendak ingin menikah carilah pasangan yang memberi kejelasan kepada anda bukan pasangan yang hanya memberi janji-janji ghaib. Ciri pasangan yang tanggung jawab yaitu jelas waktunya atau definitif.

Ketiga, Ad Dahr, menggambarkan bahwa manusia pada awalnya tidak ada kemudian menjadi ada dan keberadaanya terikat waktu, berarti kita harus berusaha meninggalkan jejak-jejak kebaikan karena hidup itu seperti canvas untuk melukis, perbuatan kita, kelakuan kita itu adalah lukisan yang akan di lihat oleh orang-orang setelah kita. Ada saat dimana orang melihat lukisan kita indah, tapi yang mengkhawatirkan kalo orang melihat lukisan kita itu mengerikan artinya ada orang yang sudah meninggal itu yang dibicarakan kebaikan-kebaikanya, tapi ada juga orang yang sudah meninggal itu yang di ingat keburukan-keburukanya. Tugas kita karena kita bakal tidak ada kita harus meninggalkan jejak yang bagus, kita harus membuat lukisan-lukisan yang terindah dalam dalam canvas kehidupan kita.

Keempat, Ajal, menggambarkan bahwa segala sesuatu itu ada ujungnya ada batasnya ada akhir. Kehidupan ini suatu saat akan berakhir, di mulai dari manusia yang sudah pasti berakhir karena usia yang terbatas, peradaaban dunia, dan setelahnya dunia yang di sebut Kiamat.

 

Wallahualam

Sumber Ust. Aam Amiruddin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun