Bagi tidak sedikit orang penyebutan kata "bom" di pesawat mungkin dianggap lelucon namun di dunia penerbangan lelucon tersebut bisa jadi sebagai pintu masuk cuma-cuma menuju kasus hukum yang serius.
Mengapa hanya dengan berkata "bom" di pesawat masuk dalam aturan dan bukan lelucon?
Karena ini sudah merupakan potensi terhadap kondisi dan keadaan yang dapat membahayakan penerbangan, ini merupakan langkah industri penerbangan untuk mengeliminasi segala potensi tersebut sedini mungkin.
Mengapa demikian?
Ketika pesawat mengudara, keadaan dan kondisi tidak sama ketika kita berada di darat, semua pintu dan jendela pesawat tertutup sehingga ketika ada sebuah kondisi dan keadaan seperti kebakaran, ledakan dan lainnya tidak ada tempat untuk menjauh atau menghindar sebagai tempat aman.
Penyebutan kata "bom" di pesawat dianggap sudah sama dengan sebagai ancaman bom (bom threat) dalam dunia penerbangan.
Selain itu dampak dari penyebutan kata "bom", adalah berupa langkah operator pesawat yaitu menghubungi pihak keamanan bandara setempat untuk menindaklanjuti.Â
Langkah operator ini merupakan proses yang pastinya membutuhkan waktu (tambahan) yang pada akhirnya menunda keberangkatan pesawat.
Dan jika kita jabarkan lebih lanjut maka dampak ini merugikan pihak pihak seperti operator terutama performance mereka pada ketepatan waktu, juga para penumpang yang mengalami keterlambatan kedatangan serta mungkin kehilangan koneksi penerbangan selanjutnya.
Dampak lainnya adalah adakalanya ditemukan benda yang mencurigakan di dalam pesawat ketika pesawat sudah mengudara, dalam kasus ini pengalihan penerbangan ke bandara terdekat segera dilakukan.
