Mohon tunggu...
Arsy Bintang Ramadhani
Arsy Bintang Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Materials Physics dan Industrial Physics

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pengabdian Masyarakat: Inovasi Kandang Maggot di Kawasan Dilem Wilis

10 November 2024   10:55 Diperbarui: 10 November 2024   10:56 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pengabdian UM 2024

Pengabdian Masyarakat: Inovasi Kandang Maggot di Kawasan wisata Dilem Wilis, Trenggalek

Trenggalek -- Sebuah inovasi baru dalam dunia budidaya maggot resmi diterapkan di Kawasan wisata Dilem Wilis, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Tim pengabdian masyarakat dari Universitas Negeri Malang telah memperkenalkan dan menerapkan teknologi tepat guna berupa Smart Maggot Farm, yaitu kandang maggot berbasis tenaga surya yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi budidaya di daerah dengan suhu rendah.

Kawasan wisata Dilem Wilis yang terletak di dataran tinggi dikenal memiliki suhu yang relatif dingin, terutama di malam hari. Hal ini sering menjadi tantangan bagi para peternak maggot yang mengandalkan suhu hangat untuk memastikan pertumbuhan larva yang optimal. Dengan diperkenalkannya teknologi kandang maggot berbasis tenaga surya ini, para peternak diharapkan dapat menjaga suhu ideal dalam kandang tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pemanas berbahan bakar listrik atau gas.

Keunggulan Teknologi

Kandang maggot yang difasilitasi oleh panel surya ini memungkinkan penggunaan energi matahari sebagai sumber daya utama untuk sistem pemanas. Dengan pengaturan otomatis, suhu dalam kandang dapat disesuaikan agar selalu berada di level yang optimal bagi pertumbuhan maggot, bahkan di saat suhu lingkungan turun drastis. Teknologi ini juga dilengkapi dengan sistem kontrol suhu yang dapat diakses melalui aplikasi, sehingga peternak dapat memonitor kondisi kandang kapan saja.

Menurut ketua tim pengabdian, Dra. Chusnana Insjaf Yogihati M.Si, inovasi ini sangat relevan bagi masyarakat di Dilem Wilis yang kondisi geografisnya membuat aktivitas peternakan maggot menjadi kurang optimal. "Dengan adanya teknologi ini, kami berharap produktivitas peternak maggot di daerah dingin seperti Dilem Wilis dapat meningkat secara signifikan. Inovasi ini tidak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga mendukung pengelolaan limbah organik secara lebih efisien," jelas Dra. Chusnana .

 

Langkah Ke Depan

Setelah implementasi awal ini, tim pengabdian berencana untuk terus mendampingi para peternak di Dilem Wilis dalam mengoptimalkan penggunaan teknologi tersebut. Pelatihan berkelanjutan mengenai perawatan sistem dan budidaya maggot akan diberikan agar teknologi ini dapat digunakan secara mandiri oleh masyarakat.

Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain yang memiliki tantangan serupa dalam budidaya maggot, sekaligus memperkuat komitmen masyarakat dan pemerintah dalam memanfaatkan energi terbarukan untuk aktivitas pertanian dan peternakan yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun