Mohon tunggu...
Marsa Izza
Marsa Izza Mohon Tunggu... Makeup Artist - Mahasiswa

Sabar, Syukur, Ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fundraising Donasi Keluarga Pak Yanto

19 Januari 2021   19:17 Diperbarui: 19 Januari 2021   19:29 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ABSTRAK 

Kesadaran kita untuk saling berbagi, tidak saja merupakan sikap mulia yang diajarkan agama. Lebih jauh dari itu, pikiran dan naluri manusia sebagai makhluk sosial selalu menuntut kita untuk bersikap peduli terhadap segala penderitaan, kekurangan dan keterbatasan yang dirasakan sesama. Ada sisi lain dari batin kita yang ikut menderita atau merasa bersalah ketika kita memiliki dan merasakan kemudahan hidup dengan berbagai fasilitasnya, sementara di saat yang sama kita tahu, ada di sekitar kita yang bahkan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok pun terasa sulit. Karena itulah terketuklah hati kami untuk ikut berpatisipasi dalam kegiatan fundraising amal usaha kami yang akan kami gunakan untuk pemberdayaan kaum dhuafa, agar mereka diberikan skill untuk membantu mengatasi permasalahan perekonomian keluarganya. Hasil output yang akan kami terima bukan hanya memberikan uang semata tetapi dengan memberikan skill yang baru atau untuk memberikan modal baru agar bisa mengembangkan usahanya. Karena jika hanya dengan diberi uang semata kepada mereka tidak memberdayakan melainkan melumpuhkan kemampuan mereka. Karena itulah dengan memberikan pemberdayaan skill-lah mereka bisa menaikan perekonomian keluarga mereka secara terus menerus.

Kata Kunci : Peduli, Fundraising   

ABSTRACT

Our awareness to share with each other, is not only a noble attitude taught by religion. Furthermore, the thoughts and instincts of humans as social beings always require us to care about all the sufferings, shortcomings and limitations that are felt by others. There is another side of our mind that suffers or feels guilty when we have and feel the convenience of living with its various facilities, while at the same time we know, there are those around us that even just fulfilling the basic necessities of life feels difficult. That is why our hearts were touched to participate in our charity business fundraising activities which we will use to empower the poor, so that they will be given skills to help overcome their family's economic problems. The output that we will receive is not just giving money but by providing new skills or providing new capital so that we can develop our business. Because if they only give money to them, it does not empower them but it paralyzes their abilities. That is why it is by providing empowerment skills that they can continuously improve their family's economy.

Keywords: Care, Fundraising

I. PENDAHULUAN

Kaum Dhuafa adalah orang atau golongan yang mengalami ketidakberdayaan dalam kondisi ekonomi serta kehidupan sosial. Pengertian dhuafa yang mengandung arti tidak berdaya dalam hal ini bukan berarti malas atau tidak mempunyai semangat, tetapi karena keterbatasan yang sudah merupakan garis kehidupan dari orang atau golongan tersebut.

Al-Qur'an menegaskan kata Dhuafa (lemah) dan mustadl'afin (kaum yang lemah) dalam konteks kemiskinan. Penyebutan kedua istilah tersebut mengacu kepada penyebab timbulnya kemiskinan dalam kehidupan sosial. Kaum dhuafa merupakan sekelompok masyarakat yang lemah dari sisi perekonomian. Kaum dhuafa terdiri dari orang-orang yang terlantar, fakir miskin, anak-anak yatim dan orang cacat. Kaum dhuafa ialah orang-orang yang menderita hidupnya secara sistemik. Para dhuafa setiap hari berjuang melawan kemiskinan.

Sejak munculnya pandemi Covid-19 banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaannya sehingga perekonomian mereka sangat terbatas. Sehingga dengan adanya program Pemberdayaan Kaum Dhuafa yang diusulkan oleh Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka pada masa pandemi seperti ini, kami Kelompok 9 yang merupakan mahasiswa serta mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ingin membantu meringankan beban salah satu keluarga dhuafa yang terdampak covid-19 baik dari segi perekonomiannya maupun kebutuhan sehari-hari. Salah satu tempat yang menjadi focus kami adalah di Gang Haji Bontong Rt. 009/003 Kelurahan Jagakarsa Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Yang mana terdapat keluarga yang dimana beliau mengalami kecacatan fisik yaitu seorang Tunanetra.

Pekerjaan mereka kini menjadi krisis dan kurang baik saat pandemic ini berlangsung, yang mana mereka hanya mendapatkan penghasilan Rp 30.000/hari untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, beliau merupakan pedagang kerupuk keliling. Maka dari itu kami sebagai mahasiswa FKIP bergerak untuk membantu kepada keluarga tersebut agar pendapatan dan perekonomian mereka kembali pulih dan dapat hidup lebih layak lagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun