Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ronaldo Masuk Islam?

10 April 2013   20:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:24 3067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13746140361280888766

Kawanku dengan sumringah berkata: "Ronaldo hafal Al-Fatiha". Saya malah ngakak: "Ha ha ha. Kok Ronaldo sudah gede gitu baru hafal Al-Fatiha. Anakku aja masih TK sudah hafal Al-Fatiha". Sepertinya kawanku ini nggak mood bicara denganku. Trus, kenapa emangnya kalau Ronaldo bisa hafal hijaiyyah?. Apa yang salah?.

[caption id="attachment_277116" align="aligncenter" width="300" caption="soomalie wp"][/caption]

Trus, kalau seumpama Ronaldo masuk Islam?. So What?. Bangga gitu sebagai pemeluk Islam?. Senang karena pesepakbola internasional itu masuk Islam?.  So, mau deklarasi: "Nih liat nih Islam agama hebat". Saya kok biasa-biasa saja akan berita yang dianggap 'mentereng' nan heboh membahana itu.

Aneh terasa, begitu hebohnya dengan suksesnya Ronaldo menghafal alphabet Qur'an, sedang 'alphabet' tentang jambret-jambret, visitor-visitor kompleks prostitusi, curi-curi sandal di teras masjid, dan penyatrom rumah-rumah warga, kok beragama Islam!!!. Koleksi aksi-aksi itu, sangat bisa dikalimatkan sebagai energi dan emosi kemiskinan.

* * *

Andai saja saya bisa berkomunikasi dengan CR7, saya pengen sekali berkata kepadanya: "Chris....Jangan sobat. Kamu akan menyesal nantinya". Loh, koq saya 'melarang' Ronaldo masuk Islam?. Padahal itu hak super azasi bagi setiap manusia, insan dan hamba Tuhan. Persis pemeluk Islam yang berpindah agama, itu juga hak super azasi untuknya.

Sebab, Ronaldo akan meneteskan airmatanya. Kok bisa?. Ya bisalah, seorang 'muallaf' gitu yang menyaksikan saudara-saudaranya menenteng kotak amal, di terik matahari di traffic light, melihat lelaki berkopiah lusuh memegang amplop berisikan surat panti asuhan, dan bernapak tilas di perumahan-perumahan warga.

Sedang di belakang kompleks perumahan saya, rimbun pohon nipa, dan setiap sore ada seorang lelaki 'meragikan' pohon nipa itu menjadi ballok (tuak, red), lelaki ini bernama Daeng Gassing, nama aslinya Mustamin.

Tak pelak lagi, gubuk-gubuk reok di bantaran sungai-sungai 'kemiskinan', malah anjal-anjal di Makassar bernama Haeruddin, Abdul Salam, Rasyid, dan sederet nama-nama Muslim lainnya. Ke tingkat lebih elit, koruptor-koruptor Indonesia, dominan umat Islam, begitu cintanya kitab suci, hingga Al Qur'anpun 'dimakan'. Dan serupa itulah sketsa Islam di seputar kita. Tiada yang dapat membatahnya....!!!

Dan benarlah ucapan Baginda Nabi bahwa umat Islam suatu masa, laksana buih di lautan, dihempas dahsyatnya gelombang. Maka sayapun 'menimpali' pesan Beliau bahwa semua itu akibat ulah umat Islam sendiri, bukan orang lain^^^

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun