Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maling Perempuan Cantik Itu Dipukuli Pria

22 November 2015   17:05 Diperbarui: 23 November 2015   04:13 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

20 November 2015, pagi itu. Tertangkap dua perempuan modis, di sebuah rumah kosong (baru saja ditinggal pemiliknya untuk berangkat kerja). Pagi itu, penulis hendak ke kampus, ter-cancel oleh keramaian di tempat kejadian tindak pencurian. Tak jauh dari rumah penulis, penulis turut menyaksikan kedua perempuan berpakaian 'necis' itu. Warga geram melihatnya, dan turut mencaci atas perbuatan anti sosial dari maling berjenis kelamin perempuan itu. Pada warga yang berjenis kelamin wanita, nampak telah antri dan mengambil 'jatah' memukul ala perempuan. Yang lebih banyak bicaranya dibanding pukulannya. Sebahagian pemukul ini, mantan korban pencurian di rumah masing-masing.

Keren memang tampilan kedua pencuri itu, penulis saksikan sendiri. Duduk di sofa, dan diinterogasi oleh seorang polisi. Namun, polisi tak konsentrasi melakukan tugasnya, lantaran warga cukup 'mengganggu' proses 'dimintai keterangan' itu. Pelaku sukses mencongkel daun pintu rumah korban, terasa kuat sekali kedua perempuan itu, begitu hebat tenaganya mencongkel daun pintu yang menurutku susah dicongkel oleh tenaga perempuan.

Pelaku, awalnya sangat tidak mengakui kalau mereka adalah maling! Mereka mengatakan sebagai tamu saja yang kebetulan tuan rumahnya pergi. Berikutnya mengaku sebagai keluarga dekat dengan korban. Mereka terus dirongrong hingga tak mampu mengelak lagi. Barang bukti yang ada di atas mobil (yang disewanya), satu per satu ditemukan: laptop, sejumlah uang, dan pakaian menyamar. Maling itu memiliki baju "PNS" tak berlambang apa-apa alias polos.

Setengah jam penulis berada di TKP, riuh warga di kompleks perumahan kami, di Kawasan Sudiang-Makassar. Datang seorang pria, bertubuh kurus (bukan warga perumahan kami, red) tetapi 'tetangga sebelah'. Langsung marah-marah, memaki all-out dan menampar kedua maling itu. Lalu, penulis berkata: "Itu perempuan Pak, jangan dipukuli". Bapak itu malah balik marahi penulis, katanya: "Biar perempuan kalau mencuri harus dipukul!". Penulis jinakkan beliau dengan berkata: "Boleh Pak, tapi yang pukul adalah perempuan juga". Kalimat ini kuucapkan spontan saja karena kutaklagi melihat pelaku sebagai maling tetapi sebagai kaum perempuan yang dilarang keras dipukuli oleh kaum pria.

Sepertinya bapak itu, tak indahkan ucapanku, hingga warga mencibirnya. Bagiku, bapak itu boleh marah pada maling, tetapi tak sesadis itu, memamerkan pukulan dan tinju-tinjunya di hadapanku dan juga warga lainnya. Pro kontra memang dengan pernyataanku ini, tetapi secara nuraniah, kita sanggup menjawabnya dengan sejujur hati bahwa perlakuan itu kurang layak.

Bukankah kaum perempuan, kaum lemah? Walau kedua perempuan itu cukup kuat untuk mencuri atau apalah istilahnya. Dan, penulis tak sempat memotret kedua pelaku itu, oleh sebab handphone untuk memotret ketinggalan di teras rumah, saking buru-burunya ingin melihat maling-maling keren itu.

***

Kerap diumumkan di masjid oleh security perumahan, agar warga tetap berhat-hati atas tindakan pencurian oleh orang-orang jahat. Opo? Iki mau nulis apa? Ha ha ha.

Maksudnya, sekuat apapun penghuni perumahan berhati-hati bila modus pencurian secanggih itu? Pakai mobil, dandan ala ibu pejabat, handphone tak bisa dibilang murahan, pakai gelang emas, sepatu bermerek. Waduh, siapa sangka kalau mereka maling. Security-pun tak menaruh curiga apa-apa dengan pakaian yang perfeksionis begitu. Lagian, sekuat apapun rumah, kalau kosong, ya pasti bobol juga. Lalu, apa kita mesti jaga rumah dan tidak keluar-keluar? Hi hi hi.

Inti dari artikel ini, cumalah memberi tahu jika ada modus canggih serupa kedua maling perempuan itu, dan ini telah banyak terjadi di sekitaran kita. Dan, lebih penting lagi kita sadari bahwa rumah kita (sadar atau tidak sadar) menjadi intaian oleh para calon maling, mereka tinggal menemukan kelengahan kita, dan jadilah mereka maling benaran! Yah, yang namanya kecurian, pastilah tidak enak. Kecuali kecurian hati. Hi hi hi.

Dan saat kita kecurian, entah laptop, motor atau uang, maka percayalah bahwa kata-kata populer yang kita akan terima adalah: "Sabarkan saja!". Dan, pertanyaan aktual yang akan kita temukan adalah: "Kenapa bisa terjadi?". Hi hi hi

Salam Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun