Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fathanah, Cewek Seksi, dan Kita

9 Mei 2013   12:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:51 1677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13681718371209585533

[caption id="attachment_260247" align="aligncenter" width="300" caption="merriedmedia.com"][/caption]

ISTRI saya nonton kisah umbaran aib Fathanah di televisi. "Banyak korbannya Fathanah ya pah?. Padahal istri terakhirnya cantik pah". Saya lirik istri saya dan berucap: "Papa pun akan begitu jika banyak duit". Istriku senyum kecut. Saya paham, ia tak rela jika suaminya ini terbelit kasus 'gratifikasi seks', dan ia sama dengan wanita lain, berharap suaminya akan baik-baik saja.

Seksi Tak Seksi

Belum ada riset termutakhir, perbedaan power imajinasi pria dan wanita dalam perkara seks, yang terteliti -pria memiliki kemampuan membahasakan seks lebih vulgar ketimbang wanita- di zona kesehatan reproduksi. Bahkan pria sanggup menelanjangi wanita di gerakan khayalannya, termasuk saya. Dan mungkin tergolong Anda yang pria-pria di sini. Atas 'berkat' imajinasi liar ini, pria berpotensi untuk menggapai dan mencapai apa yang sedang diimajinasikan.

Seksi tak seksi, bukanlah perkara 'geografis', pria dapat memberondong batas-batas itu. Ia dapat open-close gaun-gaun perempuan seperti apa yang dia mau.Untuk urusan implementasi imajinasi liar ini, saudara kita di Jepang, jagonya. Negara ini ditunjang teknologi, dan fakta kuatnya, Jepang tergolong 3 (tiga) besar eksportir film biru. Indonesia 'kalah' jauh untuk urusan prestasi ini, kalaupun dijumpai film biru ala Indonesia, umumnya tak sengaja, kecelakaan dan modus pemerasan serta balas dendam sang mantan pacar. Untuk kasus balas dendam ini, mahasiswiku pernah jadi korbannya dan dia raib entah ke mana.

Fathanah dan Kita

Tragedi kemanusiaan yang menimpa Fathanah (konon berasal dari Makassar, red) adalah hentakan sosial budaya, 1 dari 1001 macam -ice berg phenomena- soal-soal rumitnya manajemen seksual, ribetnya pengelolaan hasrat seksual.

Seks tak dapat dilenyapkan, ia adalah anugerah. Sunnatullah...!. Media untuk manusia berketurunan agar tak punah di semesta ini.

Mismanagement yang menimpa Fathanah memanglah fatal nan boomerang sebab 'sukses besar' meluluh-lantakkan sebuah partai politik. Agak janggal dan ganjal, sebab partai ini merasa dikorbankan -sesungguhnya yang terjadi adalah sebuah kolaborasi rapi-  tepi-tepinya terhunus jua modus operandinya. Selanjutnya, apakah kita hanya sanggup bergumam bahwa hancurnya seorang Fathanah akan seorang diri?. Rasanya naif untuk taqabbur, sebab pemandangan yang demikian itu, radiusnya tak jauh-jauh dari kita. Kasus Fathanah bukan untuk ditiru tetapi untuk dihikmahi, celakalah Abu Lahab, namun lebih celakalah kita jika melakoni hal yang telah pernah dipertontonkan di depan kita.

Dan motto slengean, koplak plus humor satire: "Bagi pria, tanam modal dulu, barulah tanam bird". Yakiniku, motto ini sangat memudahkan bagi sang pria kaya, berduit, jetset. Walau sesungguhnya lagi, Tuhan membagi rata tanpa diskriminatif, anugerah seks dinisbahkan kepada seluruh umat manusia, baik kaya maupun miskin. Dan sini inilah ujian kekuatan mentalitas, daya jelajah kecerdasan libido yang the right man in the right place, dan segalanya bisa terjadi, kepada pria siapa saja, termasuk saya atau Anda^^^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun