Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bergaul Itu Mudah Kok

14 Januari 2015   17:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:10 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14212039521243557621

JANGAN katakan sesuatu yang orang lain tidak suka, itu nasehat kakakku saat saya masih remaja. Membekas advis ini di diriku. Ini salah satu teknik melanggengkan interaksi. Lalu, kakekku berpesan dalam Bahasa Bugis: Maggetteng, maggetteng to tauwwe (Bila orang merasa kuat, orang lain juga kuat). Maksudnya, jangan merasa sendiri kuat sebab orang lain juga tidak lemah.

Dan, dalil para motivator mengatakan bahwa tiada yang bisa menyakiti diri kita kecuali kita yang mengundangnya. Sarat makna kata-kata ini, mudah untuk diaplikasikan selama kemauan masih ada. Sederhananya begitu, simpel dan tak bertele-tele. Lalu, adakah manusia yang disiplin menjaga ini? Hukum alamnya tidaklah selalu demikian.

[caption id="attachment_390678" align="aligncenter" width="300" caption="www.tipsmanfaat.com"][/caption]

Tidak ribet hidup ini, sebab kita punya notifikasi otomatis yakni kata hati. Kata hati selalu lurus, jujur dan apa adanya. Bersyukur kita punya hati, terselubung dan tak semua yang dirasakan harus diungkap. Hatilah menjadi determinator sukses-gagalnya kita dalam berinteraksi.

Jadi anjing

Kisah ini benar adanya, bukan cerita dusta. Saat saya masih remaja, kelelahan dan kelaparan menggembala sapi, saya memasuki kebun orang, hendak memetik jambu. Kakakku izinkan, dia timpali, asal kamu mau jadi anjing, silakan petik. Saya bingung apa maksudnya. Diapun menjelaskan, jambu itu ada pemiliknya, kalau ada buahnya yang hilang, maka pemiliknya akan berkata: "Siapa yang petik ini jambuku, anjing itu orang". Saya hentikan langkah dan membiarkan laparku, dan kakakku menambahkan lagi: "kita tidak akan mati dengan kelaparan sementara ini, sebentar kita makan juga di rumah".

Cantik sekali pelajaran yang kuperoleh darinya, saya bisa turuti kata-katanya sebab ia memang berperilaku baik di mataku. Sekalipun, seumpama perilakunya buruk, toh tiada salahnya mengiyakan nasehatnya. Nasehat tetaplah nasehat, tak penting datangnya dari sesiapa. Walau kita punya tingkat kesulitan tersendiri bila tukang drunken nasehati kita untuk tidak konsumsi miras. Itu butuh seni tinggi untuk adopsi kata-katanya.

Jokowi dan Pergaulan

Panas-panasnya debat soal kebijkan Joko Widodo dan tersangkanya Budi Gunawan, berpotensi porak-porandakan pertemanan kita. Sebab, tilikan kasus berbeda, cara pandang beragam dan teknik berpendapat bervariasi serta cara menilai beraneka. Satu yang tercemaskan, jangan sampai iklim panas ini, kita latah terbakar di dalamnya, terpanggang dan berakhir pada renggangnya persahabatan. Pergaulan, pertemanan dan persahabatan adalah segalanya. Perkara politik hanyalah temporer, naik turun, dan bukan referentor untuk kita terbelah. Bisa jadi malah sebaliknya, kisruh sementara ini akan menjadikan kita lebih kuat, akrab dan menyatu. Sebab ini bukan hanya soal perseorangan tapi persoalan bangsa, negara dan martabat kita semua.

Amatan penulis, setelah Budi Gunawan tersangka, maka terorbit 'dua kubu', Kubu A menyebut Jokowi bermain cantik dan cerdas. Kubu B, menyatakan itu bukan permainan cantik, bukan pula akrobatik cerdas. Keduanya benar menurut pendapat dan 'mashab' masing-masing, sebab keduanya pun memiliki daya urai yang argumentatif. Mengapa penulis mengangkat masalah politik teraktual ini? Apa relasinya dengan pergaulan?

Pandangan penulis, di sinilah pergaulan dan persahabatan kita diuji, kita bisa emosi bersama, namun pilihan apresiasi emosi tentulah berbeda. Bijaknya bila kita pikir ulang, bila ingin memberi tanggapan (komentar). Harus lebih tenang, jangan sampai komentar kita menusuk teman, dan memaku kawan. Butuh kecerdasan extra untuk semua ini. Kukatakan ini, sebab semalam, beberapa kali, nyarislah saya melukai teman dengan rancangan komentar yang tak baik, saya urungkan komentar itu, dan saya sungguh memeroleh manfaatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun