Taklah elok berkesudahan asa seperti itu
Tentang ranamu di semesta ini
Karena pohon-pohon masihlah berdaun
Yang disapa gersang, katamu
Pada mereka
Siapalah yang menutup mata?
Pada bukan mereka
Siapa jugalah disebut tuan bijak?
Kawan...
Sesorean tadi kupandangi
Sepohon kayu di susunan daunnya
Di seimbang pucuk nan indah
Lalu kukabarkan padamu:
Pandang daun-daun itu
Tiada pernah malas bertumbuh
Ia menegadah ke langit
Katakanlah selekas-lekas
Kita menanam pohon
Tuhan Maha Perawatnya
Ditumpahkan air hujan
Mengharap pada penanam pohon lainnya
Ialah percuma
Jedakan waktu untuk memetik kecewa
Tiadalah sekali-sekali sandarkan bahu pada sesama
Yang demikian ini
Moga-mogalah engkau didaras ilmu
Perihal balasan guratan ini
-Kuberharap-
Selekas tunduk dan donga
Serupa pucuk-pucuk daun
Mendonga menuju hidup
Menunduk dirampai ikhlas
---------------------
Makassar, 13 Pebruari 2018
@m_armand fiksianer
Powered by Kompasiana