Mohon tunggu...
arsyad budiman
arsyad budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Pelaja

“You only live once, but if you do it right, once is enough.” — Mae West

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Pandemi Covid-19 di Indonesia dalam Dunia Pendidikan

31 Juli 2021   18:12 Diperbarui: 31 Juli 2021   18:19 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sudah satu tahun Pandemi COVID-19 ini melanda Indonesia, sudah satu tahun juga kita merasakan dampak dari pandemi tersebut. Pandemi COVID-19 di Indonesia sendiri pertama kali terdeteksi pada tanggal 2 Maret 2020. Berawal dari dua orang WNI (Warga Negara Indonesia) yang terkonfirmasi positif COVID-19 dari seorang yang berkewarganegaraan Jepang. Pada tanggal 9 April 2020, virus COVID-19 ini sudah menyebar ke 34 provinsi di Indonesia dengan DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah sebagai provinsi paling banyak kasus yang terkena SARS-CoV-2 di Indonesia.

Pemerintah tentu tidak tinggal diam, sebagai tanggapan dari melonjak nya kasus yang terpapar COVID-19 di Indonesia, pemerintah di beberapa wilayah di Indonesia mulai memberlakukan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) pada tanggal 31 Maret 2020. Banyak sekali yang terkena dampak dari diterapkan nya PSBB ini, salah satu nya adalah dalam dunia pendidikan.

Sebelum ada nya pandemi COVID-19 ini, salah satu professor dari Harvard University yang bernama PROFESSOR LAND PRICHETT melakukan riset ke anak anak berumur 15 tahun yang ada di Jakarta. Hasilnya adalah Pendidikan di Indonesia tertinggal 128 tahun dibandingkan dengan Pendidikan negara-negara lain di dunia. Ini artinya Pendidikan di Indonesia sudah tertinggal lebih dari satu abad lama nya sebelum pandemi COVID-19 ini melanda tanah air kita tercinta.

Diawali dengan libur dua minggu yang di tetapkan oleh pemerintah pada bulan maret tahun 2020, sampai saat ini pun belum ada titik terang kapan libur itu akan berakhir. Sudah satu tahun lebih kita merasakan belajar dari rumah, awal nya kita memang merasakan senang karena bisa mendapatkan libur yang cukup lama tapi pada akhir nya kita semua merasa jenuh dan rindu akan suasana sekolah masing-masing. Tapi memang keadaan saat ini yang memaksakan kita untuk belajar online di rumah masing masing. Tatap muka yang biasa dilakukan di kelas diganti menggunakan zoom atau google meet, sampai pengumpulan tugas yang menggunakan email atau google classroom.

Tak sedikit siswa siswi yang mengeluh tentang belajar dari rumah seperti ini, banyak dari mereka yang merasakan bahwa belajar online itu tidak optimal dan kurang efektif. Hilangnya sosok guru sebagai orang tua dan panutan mereka di sekolah menjadi faktor utama mengapa hampir seluruh murid di Indonesia merasakan kurangnya belajar secara daring ini. Ditambah lagi untuk belajar daring ini membutuhkan media yang tidak semua murid ada dirumah nya seperti laptop atau handphone (HP) dan kuota internet yang tidak sedikit. Walaupun untuk kuota internet, pemerintah sendiri sudah memberikan bantuan kepada siswa siswi berupa paket internet khusus untuk mereka belajar di rumah. Namun itu tidak bisa menjadi garansi ke para pelajar merasa efektif dan optimal untuk sekolah online. Belum lagi masalah jaringan yang buruk di daerah tertentu, terutama yang berada di luar pulau Jawa seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, dan masih banyak lagi.

Tidak mudah memang bagi para pelajar di Indonesia mengganti kebiasaan mereka melakukan sekolah tatap muka menjadi sekolah secara online, tidak sedikit pula yang mengeluh karena hilangnya masa indah mereka di sekolah dan hanya bisa berdiam diri dirumah. Tapi kita semua tahu tidak ada pihak yang bisa disalahkan, ini terjadi karena memang murni keadaan yang sedang tidak baik-baik saja. Pemerintah pun sudah melakukan banyak cara agar pandemi COVID-19 ini segera berakhir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun