Mohon tunggu...
Arsyad Hasan
Arsyad Hasan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Simbol Politik "Proletar" Rakyat Kecil

14 Desember 2018   09:45 Diperbarui: 18 Desember 2018   22:54 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi adalah pemimpin Indonesia datang dari golongan  rakyat kalangan bawah, beliau hanyalah tukang kayu yang beruntung yang sukses menjadi pengusaha mebel. Karier politiknya sangat gemilang melalui proses politik yang panjang dari wali kota, Gunernur hingga terpilih menjadi presiden Indoensia yang ke 7.

Jokowi bukan seorang datang dari kalangan elite Indonesia, seperti bangsawan, borzuis (orang kaya), militer,elite parpol maupun politikus handal dan berpengaruh, tapi "Jokowi"  seorang tukang kayu yang di takdirkan menjadi presiden.

Padahal, menjadi seorang presiden tidak-lah semudah dibanyangkan,  perlu mengikuti, proses politik, lobby yang rumit untuk menyatukan stakeholders dan sumber daya politik yang terlibat di dalam proses politik. Namun siapa sangka "Jokowi" yang nyentri, sederhana dan apa adanya, mampu melewati proses tersebut berkat elektabilitas yang tinggi, mampu mengalahkan elektabilitas elite parpol, politikus, bangsawan,bourzuis (kaya raya) dan bahkan seorang jenderal Probowo S yang menjadi pesaingnya pada pilpres 2014 lalu, mampu "Jokowi" kalahkan dengan dukungan rakyat Indoensia dari kalangan menegah dan bawah.

Karier politik "Jokowi" sangat cemerlang dan gemilang juga fenomenal, namun setelah "Jokowi" di lantik menjadi presiden, partai pengusung yang tergabung pada KIH (koalisi Indonesia Hebat) gagal menguasai kursi kepemimpinan di parlemen yang mayoritas di kuasai oleh oposisi KMP (koalisi Merah Putih) yang di tandai lahirnya Undang-undang MD3. Realitas  politik di parlemen telah mempersempit ruang gerak politik "Jokowi dan partai pengusungnya, namun beruntung "Jokowi" tertolong sistem presidencial sehingga program nawacita dan pembangunan Indonesia centrisnya dapat di jalankan.

Tidak berhenti di situ, tekanan-tekanan politik dari kubu oposan, presure group dan interes group yang berafiliatif dgn kubu oposam masif diarahkan pada presiden "Jokowi" dengan berbagai tudingan, Jokowi antek asing, aseng, pki sampai tudingan Jokowi anti Islam dan ulama yang di picu sentilan Ahok terhadap  surat Almaida 51, yang  kebenaranya telah di pertanggung jawabkan oleh ahok sendiri. tetap saja stigmatisasi  bahwa "Jokowi" anti islam dan ulama, terus digelorakan kubu oposan sebagai strategi politik untuk mengerus reputasi dan citra presiden "Jokowi"  yang kembali mencalongkan diri pada pilpres 2019.

Serangan dan tudingan politik tidak saja di alami presiden "Jokowi" juga diarahkan pada partai pengusungnya yaitu PDIP, PDIP adalah partai besutan trust "Soekarno" bermazhab Nasionalis.

Baca.. DI BAWAH BENDERA REVOLUSI. Tentang.

#NASIONALISME (SOEKARNO)
#SOSIALISME ( SAMAU)
#ISLAMISME (KARTO SUWARYO)

Dari ketiga tokoh yang berbeda mazhab diatas, sungguh terang dan jelas SAMAUN lah yang memiliki isi tengkorak yang sama dgn Karl Marx- Hegel dan Engel.lenin, Mao Zedong- Pol-pot- termasuk HJF Marie Sneevliet orang belanda yang pertama kali membawa ajaran sosialis masuk Indonesia dan murid pertamanya adalah "Samaun."

#cholek- aba Umar Ali Ms- Wahyu Hidayatullah-Luken Hme dan Bams Uba Zeo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun