Mohon tunggu...
Angger Dhestya
Angger Dhestya Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Manusia ciptaan Tuhan yang suka menulis sambil minum kopi dan pemilik blog www.anotatif.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pungguk Tanpa Bulan

15 April 2022   19:01 Diperbarui: 15 April 2022   19:03 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi burung hantu (pexels.com/Erik Karits)

Bulan yang menghilang dan enggan datang
Bintang pun menyerah lantas kembali pulang
Lampu-lampu sorot tak lagi bisa menerangi
Kini ia hanya sendiri dalam gelapnya sanubari

Dalam malam yang dibuai hujan
Ia sendirian dalam ruangan pengap
Menerawang angan di tempat gelap
Memberikan warna pada pikiran yang kalap

Merah, kuning, berakhir biru gelap
Hijau, jingga, berakhir hitam pekat
Biru, hijau, tumbuh berakhir pengap
Pelangi dini hari membuatnya sesak

Hitam, kelam, dan temaram
Warna-warni di awang-awang
Menguar menjadi warna arang
Lantas tumbang ke tumpukan sekam

Pada malam kelam yang tanpa cahaya
Ia teronggok bak pungguk tanpa bulan
Bisikan doa lantas menggema dalam telinga
Menyakinkannya untuk menantang cakrawala

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun