Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepenggal Kasih di Antara Katedral dan Istiqlal

24 Desember 2019   21:12 Diperbarui: 24 Desember 2019   21:26 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Hipwee.com

"Lha, kok jadi gitu sih. Tega nian dikau,"

Angie kaget mendengar kata-kata Jaka tadi. Tidak biasanya mau bercanda. Pakai kata 'dikau' lagi. Ada angin dari mana tiba-tiba perangai Jaka berubah seperti itu?

"Memangnya kalau aku mati, kamu gimana gitu?"

"Ya kehilangan pastinya. Gak bakal ketemu lagi teman yang cerewet kayak kamu. Masak gua harus nangis kayak bocah. Gaklah..." sahut Jaka. Tapi sambil menjawil pipi Angie.

Angie cemberut.

Jaka menatap Angie lekat-lekat.

"Eh, ada apa lihat muka gua kayak gitu?" tanya Angie kemudian dengan perasan sedikit risih.

"Sumpah baru sekarang gua sadar. Ternyata kamu cantik juga, Angie," celetuk Jaka dengan nada sungguh-sungguh.

"Lho emangnya selama ini kamu gak pernah perhatiin gua?" sahut Angie. Sementara dalam hatinya berbunga-bunga rasanya.

"Benar. Selama ini gua tidak pernah memperhatikan kamu seperti sekarang ini. alangkah bahagianya lelaki yang jadi gacoanmu..." ujar Jaka serupa keluhan.

"Emangnya kamu jadi naksir sama aku setelah tahu gua ini cantik gitu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun