Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tua-tua Keladi, Istri Sedang Sakit Ditinggal Nikah Siri

14 Februari 2018   10:16 Diperbarui: 14 Februari 2018   10:21 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Tolong jangan beri tahu orang-orang di kampung, Mang Lili membawa perempuan lain," bisiknya pelan dengan bibir bergetar.

Saya pun faham. Kemudian menepuk bahunya sambil mengedipkan mata. Sementara dalam hati tertawa. Lelaki tua berkumis tebal hitam legam yang tampaknya disepuh cat itu, dan mantan satpam pasar lagi, jika sudah tertangkap basah seperti sekarang ini, sepertinya tak berdaya juga.

"Perempuan dari mana itu? Sudah dinikahi apa belum?"  tanya saya dengan sedikit menggodanya.

Sebelum menjawab Mang Lili tersenyum kecut. "Dari kampung sebelah sana," katanya sambil menunjuk ke arah utara. "Iyalah pasti sudah dinikahi. Hanya saja nikah siri!"

Saya hanya geleng-geleng kepala saja mendengar pengakuan mantan satpam pasar berusia tujuh puluhan itu. Selain sudah tua, semua anaknya yang berjumlah lima orang sudah berkeluarga, dan memberinya banyak cucu, bahkan sudah punya tiga orang buyut (anak dari cucunya), tapi libidonya masih saja tinggi.

"Tapi, Cep (panggilan untuk anak laki-laki yang dihormati) tolong ya, jangan sampai orang di kampung ada yang tahu. Cukup Encep saja yang tahu. Soalnya Mang Lili kasihan sama emaknya anak-anak..."

"Lha kalau kasihan, kenapa sekarang kawin lagi?" goda saya.

"Yah, namanya juga laki-laki. Masa Encep gak 'ngerti?!" sahutnya sambil pamitan setelah perempuan yang bersamanya itu tampak sudah selesai berbelanja.

Ketika hendak melaju, sekali lagi Mang Lili berkata pada saya, "Tolong ya?!"

Saya menjawabnya hanya mengangguk saja sambil mengacungkan jempol tangan kanan. Hanya saja dalam hati saya tak habis pikir. Lelaki setua Mang Lili ternyata masih memiliki libido yang tinggi. Sedangkan saya saja selalu saja harus berpikir dua kali jika muncul perasaan tergoda oleh perempuan yang kebetulan menarik perhatian. Apalagi jika ingat pada dua anak kami yang masih gadis remaja, apa kata dunia kalau ayahnya masih gemar berselingkuh juga...

Sebagai pria yang masih normal, saya sendiri memang tidak menampik, dan tidak munafik. Perasaan tertarik terhadap lawan jenis masih tetap ada. Hanya saja itu tadi. Karena tidak menutup kemungkinan, beselingkuh itu tetap saja berisiko besar bagi keutuhan sebuah rumah tangga. Rumah tangga bisa-bisa berantakan, dan saya tak berharap anak-anak menjadi korban. Sebagaimana yang seringkali terjadi dalam keluarga lain selama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun