Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa Bilang Setya Novanto Terlibat?

15 November 2017   20:19 Diperbarui: 15 November 2017   20:43 2254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi bersama Setya Novanto sedang shalat berjamaah (Sumber: dolgo.id)

Kasus megakorupsi KTP elektronik yang menghebohkan belakangan ini, telah menyeret nama ketua DPR RI, Yang Terhormat Setya Novanto. Beliau telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, karena diduga diduga ikut mengakibatkan kerugian negara Rp 2,3 triliun dari nilai proyek Rp 5,9 triliun.

Namun ketika Ketua Umum partai Golkar itu mengajukan praperadilan, oleh hakim tunggal Cepi Iskandar, KH Setya Novanto itu dinyatakan tidak terbukti ikut menikmati bancakan duit haram yang digerogoti dari proyek e-KTP tersebut.

Hanya saja, pihak komisi antirasuah tampaknya keukeuh, alias ngotot untuk menjebloskan pucuk pimpinan partai berlambang pohon beringin itu ke dalam penjara. Sebagai narapidana, tentu saja.

Bagi para pendukung setia SN, sikap KPK seperti itu, tidak menutup kemungkinan jika KPK dianggap telah ditunggangi oleh pihak-pihak yang menjadi musuh pribadi SN, maupun mereka yang selama ini ingin melihat partai politik warisan rezim orde baru itu luluh-lantak, dan lenyap dari percaturan politik di negeri ini.

Bagaimanapun, di mata mereka, SN adalah seorang kader partai yang mumpuni. Karir politiknya patut menjadi suri tauladan. Betapa tidak. Mulai berkiprah di bidang politik pada tahun 1974, Setya Novanto pun menjadi Anggota Golkar, dan menjadi Anggota DPR Fraksi Golkar berturut-turut 6 periode tanpa putus sejak 1999 sampai saat ini. Puncak kesuksesannya adalah ketika terpilih menjadi ketua DPR RI periode 2014-2019.

Demikian juga kepiawaiannya dalam lobi-melobi, sepertinya dinegeri ini SN merupakan jagonya, dan belum ada tandingnya. Terbukti dengan beberapa kasus korupsi yang pernah menyeret namanya, di antaranya kasus cessie Bank Bali dengan Bank Dagang Nasional Indonesia, lalu kasus korupsi PON di Riau yang melibatkan Gubernur Rusli Zainal, kasus impor beras, kasus mantan ketua MK Akil Mochtar, kasus Papa Minta Saham, pertemuannya dengan Donald Trump, dan terakhir kasus KTP elektronik.

Pada ahirnya tokh terbukti dari semua kasus tersebut tak ada satu pun yang membuatnya harus meringkuk di balik terali besi sel penjara. Dan kasus-kasus yang menjeratnya itu, bisa jadi hanyalah akal-akalan ciptaan dari musuh-musuh Setya Novanto yang ingin melihatnya jadi seorang pecundang yang berkalang tanah.

Dan yang jelas, bebasnya SN dari jeratan hukum yang kerap membelitnya, merupakan bukti Setya Novanto sebagai orang yang bersih. Itu saja.

KH Setya Novanto sedang disambut para santri (Sumber: aktual.com)
KH Setya Novanto sedang disambut para santri (Sumber: aktual.com)
Kemudian bukti selanjutnya, kalau masih merasa kurang, dalam sebuah kunjungannya ke sebuah pondok pesantren di Cirebon, pimpinan ponpes itu malah memberi gelar kehormatan kepada SN dengan sebuah sebutan "Kiayi Haji" di depan namanya. Gelar tersebut yang oleh para penganut agama Islam dianggap sebuah sebagai  gelar kehormatan bagi seseorang yang tinggi ilmu agamanya, dan telah menyempurnakan kewajibannya dalam menunaikan rukun Islam, yang menjadi ketentuan di dalamnya. Bahkan pimpinan ponpes itu pun dalam memberikan gelar tersebut, tidak asal memberi, melainkan dengan berbagai pertimbangan, dan pengkajian yang dalam.

Masih belum cukup? Masih ada lagi koq. Dalam persidangan tipikor kasus KTP elektronik itu, SN yang dihadirkan sebagai saksi, saat dicecar hakim, belau hanya menjawab beberapa kata serupa seperti: "Tidak tahu", "Tidak benar", atau "Saya lupa lagi karena kejadiannya sudah lama". Apakah pengakuan SN yang sebelumnya telah disumpah dengan atas nama Allah SWT sedang berbohong? Kurasa tidak. Masa seorang SN yang memiliki kredibilitas, dan integritas, sehingga terpilih jadi ketua umum partai Golkar berbuat bohong. Tidak tokh? Jutaan orang kader Golkar sudah memberi amanah untuk jadi nakhoda partai warisan orde baru itu merupakan bukti kalau SN seorang yang sangat, sangat, dan sangat dipercaya. Terlebih lagi bila belakangan ini ditambah dengan gelar Kiayi Haji yang telah menghiasi di depan namanya, suatu hal yang absurd kalau SN suka berbohong

O iya, masih ingat nggak? Saat Pilpres 2014 lalu, partai Golkar yang ketika itu dipimpin Aburizal Bakrie, sama sekali tidak mendukung Jokowi. Partai beringin itu ada di kubu Prabowo. Malahan mereka menamakan dirinya sebagai kelompok KMP (Koalisi Merah Putih). Kelompok itu habis-habisan menyerang kubu Jokowi. Bahkan sejak itu kondisi negeri ini terkesan terbelah dua secara masif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun