Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Kembali Tabuh Genderang Kegaduhan?

2 Februari 2017   21:03 Diperbarui: 2 Februari 2017   21:09 4753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (Sumber foto: Kompas.com)

Entah apa yang ada di benak Prabowo Subianto, pensiunan Letnan Jenderal TNI AD, dalam menyikapi Pilkada DKI Jakarta 2017. Tiba-tiba saja ia menyatakan ada calon yang maju dengan cara licik.

Pernyataan ketua umum partai Gerindra ini, tanpa menudingkan telunjuknya pada salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur memang. Tidak pada AHY-Silvy, tidak pada Ahok-djarot, dan mustahil pada pasangan Anies-Sandi yang jelas-jelas dukungannya duet partai Gerindra dengan PKS. Bisa jadi yang dimaksud Prabowo antara AHY-Silvy dan Ahok-Djarot.

Hanya saja kalau ditelaah lebih jauh, rasanya tidak mungkin kalau telunjuk Prabowo mengarah pada pasangan AHY-Silvy. Paslon nomor satu ini tampaknya sama sekali belum ada masalah dengan penguasa Hambalang ini. Kalau pun ada, paling rivalitas antara partai Gerindra dengan partai Demokrat. Tapi dalam Pemilu 2014 lalu, perolehan suara partai Gerindra mampu mengungguli partai pimpinan SBY yang notabene ayah dari calon Gubernur nomor urut satu itu. Malahan kalau boleh dibilang, hubungan antara  Prabowo dengan SBY selama ini tokh adem-adem saja.

Maka dugaan publik pun mengerucut pada paslon nomor urut dua, Ahok-Djarot. Terutama calon Gubernurnya sendiri, yakni Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok. Betapa tidak, beberapa fakta sahih menguatkan dugaan dengan yang dikatakan Prabowo sebagai calon yang licik itu.

Bermula saat Pilkada DKI 2012. Duet Jokowi-Ahok didukung PDIP dan partai Gerindra. Jelasnya pasangan itu, Jokowi sebagai calon Gubernur diajukan PDIP, dan Ahok yang menjadi calon wakil Gubernurnya diusung partai Gerindra, karena memang ketika itu mantan Bupati Belitung timur tersebut merupakan kader partainya Prabowo.

Hanya saja, saat Jokowi maju dalam pilpres 2014, dan bersaing dengan Prabowo, Ahok menyatakan keluar dari partai Gerindra. Bisa jadi ketika itu penyebab pecah kongsi Ahok dengan partai Gerindra, karena kemungkinan besar gara-gara Ahok berpaling, tidak mendukung Prabowo, dia justru malah mendukung Jokowi.

Secara manusiawi, saat itu, wajar kalau Prabowo merasa ditusuk dari belakang oleh orang yang telah dibesarkannya  itu. Bisa jadi Ahok dianggap sebagai orang yang tidak tahu terima kasih. Tetapi bisa jadi juga Ahok sendiri tidak setolol itu. Dirinya kemungkinan besar memiliki pertimbangan sendiri, mengapa saat itu dia tidak mendukung Prabowo, dan mengapa dia keluar dari partai Gerindra.

Memang dinamika, dan kalau boleh disebut juga kegaduhan, baik menjelang, saat, dan sesudah Pilpres 2014 lalu, ditambah dengan pecah kongsi antara Ahok dengan Prabowo (partai Gerindra), lambat laun, seiring dengan berjalannya waktu, sudah kembali adem-ayem. Apalagi dengan intens-nya pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo, baik di Hambalang maupun di Istana Merdeka, seakan menyiratkan perseteruan, atawa rivalitas kedua kubu itu sudah kembali sirna.

Ya, usai berjabat tangan, berpelukan, bahkan saat di Hambalang dua ‘musuh’ itu sudah berhaha-hihi saat menunggang kuda, publik pun ikut gembira. Beban dalam dada musnah seketika. Tak sedikit yang memuji Prabowo sebagai tokoh nasional yang elegan. Bahkan ada pula yang menyebutnya negarawan yang berjiwa besar.

Sungguh. Bagaimanapun rakyat sudah sedemikian lelahnya disuguhi kegaduhan demi kegaduhan yang terjadi selama ini, di negeri ini. Dan dengan sikap Prabowo tempo hari, rakyat pun merasa sedikit bernapas lega lagi.

Akan tetapi, usai berorasi dalam acara kampanye untuk pasangan calon gubernur dan wakil gubernur  DKI Jakarta nomor urut pemilihan tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, betapa publik dibuat terhenyak oleh pernyataannya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun