Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karena Kesepian Itu Keniscayaan

17 Desember 2021   13:42 Diperbarui: 17 Desember 2021   13:49 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Pixabay)

"Anak adalah kehidupan, Mereka sekedar lahir melaluimu tetapi bukan berasal Darimu. Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu" - Kahlil Gibran

Menjadi seorang lansia adalah suatu keniscayaan, manakala dikaruniai kesempatan lebih lama lagi untuk menyaksikan kehidupan di dunia yang fana ini - tentu saja.

Akan tetapi, di balik itu, bayang-bayang kesepian, bahkan rasa keterasingan, bisa jadi merupakan hantu yang menakutkan bagi sebagian manusia lanjut usia, atau manula. 

Terlebih lagi manakala pasangan hidupnya telah pergi untuk selamanya, menghadap yang mahakuasa. Sementara anak dan cucu telah menjalani kehidupan di tempatnya masing-masing.

O, dunia begitu kejamnya. Hidup sendiri sudah tak berguna lagi. Setiap hari didera sunyi dan sepi...   (sebait puisi berjudul Keluhan Seorang Manula ditulis spontan oleh penulis pribad

Padahal menjadi seorang lansia, atau juga manula, yang menurut pandangan masyarakat pada umumnya sebagai manusia yang sudah tidak produktif lagi, adalah suatu pendapat yang keliru. 

Bahkan bisa disebut sebagai bentuk stigma yang mendorong manula, atau lansia untuk berputus asa, agar segera mati saja.

Demikian juga dengan narasi yang digaungkan menteri Keuangan, Sri Mulyani, Indrawati. Sebagaimana dikutip dari kompas.com.

"Saya khawatir 2045 banyak orang kesepian juga. Karena mereka tidak bisa masuk ke dunia 3 dimention virtual world, dia left out di dunia reality dan kemudian dia enggak bisa engage. Ini hal yang perlu kita lihat," ujar Sri Mulyani dalam Indonesia Fintech Summit 2021, Sabtu, 11 Desember 2021.

Penulis menyikapi narasi itu tidaklah berlebihan. Apa lagi dianggap sebagai momok yang mengerikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun