Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menyoal Kehadiran Ralf Rangnick dan Ambisi Fans yang Selangit

27 November 2021   12:40 Diperbarui: 27 November 2021   19:19 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ole Gunar Solskjaer dan Ralf Rangnick (GETTY IMAGE)

"Kami suka menekan dari posisi depan, dengan counter-pressure yang sangat intens. Saat bola kami kuasai, kami tak suka mengoper ke belakang atau ke samping. Kiper juga tak bisa jadi pemain yang paling sering menyentuh bola."

"Nyaris di semua negara dan liga, kiper secara teknis adalah pemain yang paling terbatas dan oleh karena itu kami harus memastikan bahwa bola paling jarang sampai ke kakinya."

"Ini merupakan sebuah (gaya) sepakbola yang cepat, proaktif, menyerang, counter-attacking, counter-pressing, menarik, dan menghibur," tutur Ralf Rangnick, sebagaimana dikutip dari Detik.com.

***

Akan tetapi akan mampukah Sang Profesor, Ralf Rangnick, yang rencananya akan dikontrak MU untuk enam bulan ke depan, untuk mengangkat prestasi klub sepak bola yang di satu kota dengan The Citizen itu, menjadi jawara EPL, bahkan merebut trophy Liga Champions benua Eropa?

Inilah masalahnya.

Penulis tetap saja melihat permasalahan ini dari dua sisi, tentu saja.

Sisi positif pelatih yg sudah veteran, sebagaimana Ralf Rangnick yang berusia 63, adalah senioritas dan pengalamannya.

 Namun sisi negatifnya, metode dan gaya kepelatihannya bisa jadi sudah kadaluarsa alias jadul bin lawas, tepatnya bisa jadi kurang cocok dengan perkembangan zaman.

 Kita mungkin pernah menyaksikan dengan yang terjadi pada seorang Arsene Wenger yang dijuluki 'Le Professeur', dan malang-melintang melatih The Gunners, Arsenal.

Pada awalnya berkat inovasi dalam metode kepelatihan, taktik dan strategi yang diterapkan, berhasil mengangkat prestasi Arsenal. Terbukti dalam kurun musim 1997–98, 2001–02, 2003–04, berhasil membawa Arsenal menjadi jawara EPL, dan pada musim 1997–98, 2001–02, 2002–03, 2004–05, 2013–14, 2014–15, 2016-17 merebut piala FA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun