Baru sepulang dari menghadiri KTT G20 rasa penasaran publik terjawab sudah. Andika Perkasa menjadi calon tunggal panglima TNI yang diajukan Jokowi.
Lalu kenapa Andika Perkasa yang jadi panglima TNI, dan bukan mengikuti aturan sesuai urut kacang yang seharusnya kepala staf TNI angkatan laut, Yudo Margono.
Jawabnya lantaran masa tugas sebagai panglima TNI, Andika hanya sekitar tiga belas bulan saja. Kemudian dia pun akan pensiun tentunya. Lalu setelah pensiun kira-kira akan kemana?
Diprediksi rumor Puan Maharani yang akan dipasang dengan Prabowo Subianto layu sebelum berkembang. Sebab ada bocoran, bahwa justru Andika Perkasa yang akan disetel sebagai pasangan Ketua DPR RI ini dalam Pilpres 2024 nanti. Alasannya karena Megawati kadung menyukai sosok menantu mantan kepala BIN, Hendropriyono itu.
Lalu bagaimana dengan Ganjar Pranowo? Jelas, pintu di rumah PDIP sudah tertutup rapat, dan terkunci bagi Gubernur Jawa Tengah ini. Tapi tampaknya Ganjar sendiri seolah tidak pedul. Dia tetap sibuk bekerja. Sebagai seorang Gubernur Jawa Tengah tentu saja.
Tapi kalau diperhatikan secara jeli, sepertinya Ganjar belakangan ini, di sela-sela kegiatannya seringkali terlihat dekat dengan Gibran. Iya, Walikota Solo. Sedangkan dengan bupati atau walikota lainnya biasa-biasa saja. Tidak terlihat akrab sebagaimana dengan mas Gibran. Kenapa ya?
Lha, Ganjar Pranowo adalah Gubernur Jawa Tengah. Gibran Rakabuming Raka adalah Walikota Solo. Secara hierarki Ganjar merupakan atasan Gibran. Sebaliknya Gibran adalah bawahan Ganjar.
Keduanya pun sama-sama diusung PDI-Perjuangan. Sehingga tidak ada hal yang aneh apabila selama ini keduanya sering terlihat bersama dalam berbagai kesempatan.
Sehingga titik terangnya mulai tampak. Meskipun Presiden Jokowi sejak jadi Walikota Solo, lalu terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan selanjutnya terpilih jadi Presiden sampai dua periode lantaran diusung PDI-Perjuangan, belum tentu memberikan dukungan kepada Puan- Andika. Bagaimanapun selama ini Jokowi yang tampak sering direcoki petinggi PDI-P, suatu saat akan mengambil sikap.
Demikian juga halnya dengan Prabowo Subianto yang sekarang ini menjadi punggawanya, dan telah dua kali dipecundangi, boleh jadi untuk Pilpres mendatang malah untuk ketiga kalinya akan di-skak mati.
Sehingga apabila kita membaca dalam konteks Pilpres 2024 mendatang, maka boleh jadi keakraban Ganjar dengan Gibran, arahnya akan bermakna merupakan sinyal kalau ayahnya Gibran, yakni Presiden Jokowi, baik langsung maupun tidak, besar kemungkinan akan memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo yang diharapkan sebagai penerima estafet kepemimpinan di negeri ini.
Benarkah? Wallahu alam... ***