Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Viralkan

8 Agustus 2021   16:43 Diperbarui: 8 Agustus 2021   17:21 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Laporan dari Anda kami sudah terima... Bla- bla- bla-...."

Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Warga korban kejahatan tersebut tidak pernah mendengar kabar proses selanjutnya dari pihak kepolisian. Atau misalnya menonton maupun membaca media yang memberitakan pelaku kejahatan terhadapnya berhasil dibekuk aparat kepolisian. Tidak ada sama sekali.

Warga itupun bertanya-tanya dalam hati. Apakah peristiwa kejahatan yang menimpa dirinya itu harus diviralkan, sebagaimana peristiwa kejahatan lainnya yang dalam tempo singkat berhasil diungkap?

Tapi dirinya tak memiliki rekaman video saat peristiwa itu berlangsung. Jangankan CCTV, telepon genggam saja ia tak memilikinya.

Bagaimana kalau meniru sopir kontainer yang langsung melaporkan kasus pemalakan yang menimpa mereka kepada Presiden Jokowi, sehingga Kapolri sendiri langsung gercep memberi perintah kepada jajarannya supaya segera bertindak?

"Ah, kapan aku dapat kesempatan bertatap muka dengan Presiden, aku cuma seorang warganegara yang tinggal di pelosok saja. Boro-boro bertemu Presiden, dengan Camat yang notabene dekat saja tempat tugasnya susahnya minta ampun untuk menemuinya."

Memang pada kenyataannya keadaan seperti itu bukan sekedar omong kosong belaka. Melainkan fakta yang begitu jelas kasat mata.

Kesempatan untuk mendapatkan rasa aman belum menjangkau seluruh warga negara. Sebagaimana juga pelayanan kesejahteraan dan kemakmuran. Bagi sekelompok warganegara yang hidupnya masih berada di bawah bayang-bayang ketertinggalan - dalam tanda kutip, tentu saja. Tepatnya mereka yang belum memiliki akses modernisasi.

Sehingga secara lugas, ungkapan "diskriminasi" masih bergema di negeri ini. Apa boleh buat. Dunia dalam genggaman tangan ternyata hanya sekadar kalimat indah di telinga bagi sebagian dari mereka. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun