Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Disebut The Dream Team, Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin Memang Tak Sesuai yang Diimpikan

7 Juli 2020   18:18 Diperbarui: 7 Juli 2020   18:26 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabinet Indonesia Maju (Sumber: wartakota.tribunnews.com)

Suatu ketika, tepatnya Kamis (24/10/2019), seorang politikus partai Golkar, yang saat ini menjabat ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo, atau yang lebih akrab dipanggil Bamsoet, pernah mengungkapkan, bahwa Kabinet Indonesia Maju di bawah pimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin merupakan the dream team, atau tim impian yang bakal mampu menjawab ekspektasi masyarakat.

Sebab, di dalamnya terdapat jajaran menteri dari kalangan anak muda dan para politisi senior dengan jam terbang cukup tinggi.

"Saya melihat kabinet ini memenuhi harapan masyarakat dan mencerminkan rekonsiliasi. Saya menyebutnya the dream team," kata Bamsoet saat di temui awak media di Kantor DPD Partai Golkar Jawa Tengah ketika itu.

Pada awalnya, sebutan The Dream Team dikenal di dalam dunia olahraga, yaitu sebuah tim yang sangat solid, dam setiap individunya memiliki kemampuan yang maksimal untuk meraih kemenangan dalam setiap pertandingan.

Bisa jadi yang dimaksud Bamsoet terhadap Kabinet Indonesia Maju pun seperti itu juga. Kabinet di bawah pimpinan Jokowi dan Ma'ruf Amin akan mampu bekerja secara solid, lantaran setiap menteri yang ada di dalamnya dianggap memiliki kemampuan yang mumpuni di bidangnya masing-masing.

Dengan kata lain, bahwa susunan kabinet "The Dream Team" Jokowi-Ma'ruf Amin, adalah tim yang memiliki kemampuan untuk mempercepat visi misi presiden lima tahun ke depan.

Akan tetapi, sembilan bulan kemudian, tepatnya sekarang ini, apa yang diucapkan politisi partai Golkar itu hanyalah puja-puji yang sama sekali tanpa bukti. 

Buktinya Presiden Jokowi sendiri sampai murka, lantaran di matanya masih banyak para pembantunya itu yang tidak bisa bekerja secara solid dan maksimal, terlebih lagi di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, para menteri masih banyak yang tidak memiliki sense of crisis.

Sebagaimana diketahui, selain itu, masih ada para menteri yang kinerjanya dianggap hanya sering membuat kehebohan, dan membuat kebijakan yang kontroversial.

Sebut saja Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, dianggap lalai dan menyepelekan terhadap pandemi Covid-19 pada saat awal munculnya di Indonesia ini.

Sehingga akibatnya, sejak awal kemunculannya hingga sekarang ini, kasus positif virus yang berasal dari kota Wuhan, provinsi Hubei, RRT tersebut begitu signifikan, dan masih menjadi momok yang mengkhawatirkan.

Tidak hanya itu saja, Terawan pun dianggap tidak maksimal dalam mengelola dana yang telah dialokasikan untuk penanganan pandemi Covid-19 yang sudah digelontorkan dengan jumlah yang cukup besar itu.

Demikian juga dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo. Kebijakannya mencabut larangan alat tangkap ikan cantrang, maupun membuka keran ekspor benih lobster, selain telah menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, juga menteri yang  berasal dari partai Gerindra ini dianggap hanya berpihak kepada kepentingan pemodal besar dan kelompoknya saja.

Tidak hanya dua menteri itu saja, masih banyak menteri lainnya yang kinerjanya tidak mampu menjawab ekspektasi rakyat banyak. 

Sebut saja Menteri Agama, Fachrul Razi, dan Menkumham, Yasonna Laoly. Bahkan menteri yang disebut paling muda usianya di dalam Kabinet Indonesia Maju, yakni Mendikbud, Nadiem Makarim masuk radar yang dituntut harus direshuffle oleh Presiden Jokowi.

Oleh karena itu, apa yang pernah diungkapkan politikus partai Golkar tersebut, bisa jadi hanyalah suatu basa-basi politik belaka, atau juga merupakan bentuk lain dari bahasa politik yang justru memiliki makna sebaliknya.

Dalam hal ini, Bamsoet ketika itu sedang mentertawakan jajaran kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin yang sarat dengan konflik kepentingan, juga politik balas budi tanpa memperhatikan kemampuan mereka dalam memimpin kementeriannya masing-masing.

Sehingga akibatnya, belum juga satu tahun usianya, Presiden Jokowi sendiri sudah dibuat jengkel, hingga murka lantaran dalam kenyataannya seperti yang telah terjadi sekarang ini.

Apa boleh buat. Opsi reshuffle memang tak dapat ditawar lagi. Apabila memang Jokowi berharap segala visi dan misinya dapat terwujud di saat selesai masa baktinya di 2024 nanti. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun