Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dan Rocky Gerung pun Siap Jadi Menkumham Gantikan Yasonna

4 Juli 2020   19:02 Diperbarui: 4 Juli 2020   19:33 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yasonna Laoly vs Rocky Gerung (Sumber: Tribunnews.com)

Entah bagaimana jadinya apabila Presiden Jokowi benar-benar membuktikan ancamannya untuk me-reshuffle kabinetnya, dan kebetulan di antara menteri yang dicopotnya itu adalah Menkumham Yasonna Laoly - sebagaimana banyak tuntutan masyarakat terhadap politikus PDIP yang dianggap seringkali bersikap kontroversial ini.

Tapi juga entah bagaimana jadinya apabila Presiden Jokowi memilih pengganti Yasonna Laoly adalah seorang Rocky Gerung yang selama ini begitu dipuja-puja oleh kelompok ormas keagamaan itu.

Betapa tidak, mantan dosen Filsafat Universitas Indonesia tersebut, menyatakan siap jika dirinya diangkat sebagai Menteri Hukum dan HAM, untuk menggantikan politikus PDIP Yasonna Laoly.

Hal tersebut diungkapkan sosok yang selama ini sangat getol mengkritisi pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, saat menanggapi hasil survei yang menyebut dirinya sebagai salah satu figur yang cocok menjadi Menteri Hukum dan HAM.

Adapun survei tersebut diselenggarakan oleh IDNNextLeader dan Rekat Anak Bangsa dengan melibatkan 216 orang responden. 

"Bisa, saya mau (menjadi Menkumham)," kata Rocky menjawab pertanyaan dalam webinar 'Reshuffle: Siapa Layak Diganti dan Menggantikan?' hari ini, Sabtu, 4 Juli 2020.

Rocky pun sesumbar, jika menjabat Menkumham dia akan membubarkan kabinet. Dalam negosiasi dengan presiden menjelang pelantikan, Rocky Gerung akan meminta diberi kewenangan menerbitkan perpu untuk membubarkan kabinet atas nama HAM.

Hanya saja sudah bisa dipastikan, jangankan para pendukungnya, Presiden Jokowi sendiri, mustahil akan melirik seorang Rocky Gerung untuk dijadikan pembantunya di dalam kabinet yang dipimpinnya itu. Terlebih lagi untuk menduduki jabatan menteri bidang hukum. 

Selain latar belakang akademiknya bukanlah bidang hukum - tentu saja, sikapnya selama ini pun yang selalu berseberangan dengan pemerintah dengan bersuara lantang, dan sama sekali tanpa memberikan solusi yang tepat. 

Bahkan sikap maupun yang keluar dari mulutnya, begitu kental dengan kesan sekedar mencari panggung untuk mengangkat namanya sendiri dengan cara-cara yang kontroversi.

Selain seringkali dianggap menghina Presiden Jokowi di depan sebuah acara talk show di sebuah stasiun televisi swasta, RG, demikian Rocky Gerung biasa dipanggil, pernah pula menyatakan bahwa kitab suci adalah fiksi belaka.

Pernyataan Rocky Gerung tersebut lantas banyak menuai kontroversi pada peserta diskusi yang turut dihadiri Wakil Ketua Umum Demokrat (Saat itu), Roy Suryo, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, Wakil Ketua Partai Gerindra (Saat itu), Fadli Zon, Ketua DPP Partai Golkar, Ac Hasan, Politisi PDIP, Arya Bima, Anggota DPR RI PDIP, Dwi Ria Latifah, Pengamat Komunikasi Politik Efendi Gozali dan budayawan Sujiwo Tedjo.

Hanya saja entah bagaimana dengan sikap kelompok PA 212 maupun MUI terhadap RG sama sekali jauh berbeda dengan yang pernah dilakukan mereka terhadap Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok.

Padahal menurut banyak pihak, pernyataan RG pun tidak jauh berbeda dengan yang pernah dilakukan oleh Ahok yang dianggap menghina, dan menistakan agama (Islam). 

Bukankah dalam suatu agama, kitab suci merupakan firman Tuhan yang harus menjadi pegangan umat yang mempercayainya?

Itulah masalahnya. 

Bisa jadi hal itu lantaran RG, walaupun seorang Nasrani, tapi dia memiliki kedekatan tersendiri dengan kelompok yang baru- baru ini menggeruduk DPR RI, untuk memprotes RUU HIP yang menghebohkan itu.

Kehebohan mimpi RG dalam menanggapi survei kecil-kecilan untuk dijadikan seorang Menkumham pengganti Yasonna Laoly itu pun, sepertinya hanyalah akan menjadi bahan tertawaan belaka, dan suatu hal yang mustahil akan menjadi nyata.

Kalaupun Presiden Jokowi akan mencopot Yasonna Laoly, sudah pasti bukan RG yang jadi pilihannya, melainkan seorang profesional yang mumpuni di bidang hukum, dan tidak memiliki conflict of interest, atau konflik kepentingan yang mengganggu kinerjanya. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun