Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik

Terbuka Sudah, M Nasir Marah-marah Lantaran Minta Jatah

2 Juli 2020   20:05 Diperbarui: 2 Juli 2020   20:48 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Drama komedi yang tidak lucu di gedung DPR RI Senayan, yang terjadi pada Selasa (30/6/2020) kemarin, dengan aktor utamanya seorang politikus partai Demokrat, M. Nasir, ternyata  ada maksud tertentu di belakangnya.

Sebagaimana diketahui, dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara komisi VII dengan holding tambang BUMN telah terjadi debat kusir yang diwarnai sikap arogan kakak kandung terpidana kasus suap wisma atlet, M. Nazaruddin itu dengan Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), Orias Petrus Moedak.

 Perilaku tidak terpuji M. Nasir bahkan sampai mengusir Orias dengan pernyataan politis yang sama sekali tidak etis, dan sungguh-sungguh telah menodai kewibawaan lembaga Wakil Rakyat. Muatan emosi, kemarahan yang berjubah arogansi dipertontonkannya kehadapan masyarakat banyak.

Sehingga banyak yang menyebutnya perilaku politikus partai Demokrat yang satu ini sebagai orang yang berkepribadian  labil, dan tidak pantas duduk sebagai wakil rakyat di lembaga legislatif yang terhormat itu.

Bagaimanapun secara psikologis orang yang mudah marah-marah, dan tak bisa lagi mengendalikan emosinya bisa dipastikan tidak akan bisa berpikir rasional lagi, dan dan argumentasinya akan lemah, bahkan ngawur, sebagaimana yang terjadi pada M. Nasir ketika itu.

Bahkan kemarahannya pun dianggap tidak masuk akal,  karena berawal dari permintaan data detail terkait utang MIND ID sebesar US$ 5 miliar untuk membeli 51 persen saham perusahaan tambang tembaga dan emas Grasberg, PT Freeport Indonesia.

Orias Petrus Moedak kemudian menjelaskan langkah-langkah pembayaran utang obligasi tersebut. Ada yang berjangka waktu tiga tahun, lima tahun, dan sepuluh tahun. 

Jadi pembayaran utang tersebut tidak serempak. Melainkan step by step, dan dalam suatu korporasi dan perjanjian bisnis merupakan suatu hal yang sudah lumrah.

Akan tetapi entah paham atau tidak dengan penjelasan Orias, kakak kandung Nazaruddin itu tampaknya malahan semakin memuncak saja amarahnya, dan tetap ngotot dengan argumentasinya yang ngawur terhadap penolakan yang dikemukakan sejak awal perdebatan.

Di tengah rasa ketidakpuasan yang dibarengi sikap arogansi anggota komisi VII dari daerah Riau itu, seraya mengucap sumpah-serapah yang tak elok keluar dari mulut seorang wakil rakyat yang terhormat, berujung dengan pengusiran terhadap Direktur Utama PT Inalum (Persero) tersebut.

Tapi tak lama kemudian, ahirnya terbuka juga. Ternyata di balik drama konyol politikus partai besutan SBY itu ada maksud tertentu. Anggota DPR RI yang terhormat itu ternyata meminta jatah, tepatnya minta supaya dilibatkan dalam program corporate social responsibility (CSR) Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun