Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menanti Bukti Ancaman Presiden Jokowi, Akankah Jadi Kenyataan?

2 Juli 2020   13:30 Diperbarui: 2 Juli 2020   13:26 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: wartakota.tribunnews.com)

Belakangan ini kita disuguhi banyak kegaduhan yang terjadi di negeri ini. Terutama yang terkait dengan sikap para pemimpin dan elit politik, tentu saja.

Terutama sekali dengan sikap Presiden Joko Widodo, atau Jokowi, sepertinya dampak dari pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung enam bulan ini, telah membuatnya gundah yang tiada terperi.

Sebagaimana yang terekam kamera, dan yang kemudian disiarkan melalui video saat memimpin sidang paripurna Kabinet beberapa waktu yang lalu. Presiden Jokowi memuntahkan kemarahannya, lantaran menganggap para menteri dalam Kabinet Indonesia Maju masih ada yang kinerjanya lamban. Terutama di dalam mengatasi virus Corona tersebut.

Dengan nada suara yang tinggi, dan penuh emosi, Jokowi bahkan sampai menebar ancaman. Apabila para pembantunya itu masih tetap jalan di tempat, atau sama sekali tidak bisa mengikuti visi dan misi yang telah ditetapkan, dirinya akan mengeluarkan peraturan baru untuk membubarkan lembaga, hingga melakukan reshuffle, atau perubahan kabinet.

Tanggapan publik pun muncul akan "kejengkelan" Jokowi dengan beragam komentar yang memenuhi ruang dan waktu yang menyusul kemudian.

Ada yang menanggapi bahwa kejengkelan Jokowi sudah mencapai puncaknya, lalu berharap segera mengevaluasi dan membuktikan ancamannya itu.

Tapi tak sedikit yang meragukannya. Jokowi tidak akan mampu bertindak sejauh itu. Lantaran di antara para menteri yang dianggap tidak mampu bekerja sesuai visi dan misinya, malahan dianggap hanya seringkali membuat kegaduhan yang penuh kontroversial, di belakang mereka ada backing kuat yang siap memberikan perlawanan.

Selain itu ada pula yang menanggapi kejengkelan Jokowi itu merupakan pengakuan yang bersangkutan atas ketidakmampuannya mengendalikan para pembantunya yang memiliki latarbelakang politik yang beragam, dan masing-masing memiliki konflik kepentingan yang berbeda-beda juga.

Bahkan ada juga tanggapan yang lebih ekstrim, kalau kejengkelan Jokowi itu hanya sekedar drama teatrikal yang dilatarbelakangi suatu upaya yang mengarah pada pencitraan.

Akan tetapi terlepas dari semua tanggapan yang beraneka ragam itu, masyarakat masih mengingat pernyataan Jokowi saat masuk kembali memimpin negeri ini untuk periode keduanya sekarang ini.

"Lima tahun kedepan, mohon maaf,saya sudah enggak ada beban. Saya sudah enggak bisa nyalon lagi. Jadi apapun yang terbaik untuk negara akan saya lakukan," kata Jokowi saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Hotel Shangri-la, Jakarta, Kamis (9/5/2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun