Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Versus Wakil Rakyat yang Egois di Tengah Situasi Darurat

25 Maret 2020   14:04 Diperbarui: 25 Maret 2020   14:48 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyimak berita Kompas.com terkait tanggapan Presiden Jokowi atas rencana anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan keluarganya yang akan menjalani rapid test Covid-19,  kian mempertegas perilaku anggota dewan yang terhormat yang selama ini dianggap tidak memiliki keperdulian terhadap rakyat yang sudah memberikan mandat  untuk menyuarakan aspirasinya, ternyata memang bukan hanya omong kosong saja.

Sebelumnya diberitakan, Sekretariat Jenderal DPR RI menjadwalkan test Covid-19 yang disebabkan virus Corona bagi para anggota dewan serta keluarganya mulai Kamis (26/3/20. 

Adapun pembelian 40.000 alat rapid test Covid-19 dari Wuhan, Cina yang akan digunakan para anggota dewan tersebut merupakan hasil patungan sesama anggota dewan sendiri, dan bukan diambil dari uang negara, sebagaimana dijelaskan wakil ketua DPR dari partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. Begitu juga  dalih  yang dikemukakan wakil ketua DPR dari partai Golkar, Azis Syamsudin, bahwa pihaknya berinisiatif untuk mengadakan rapid test Covid-19 dikarenakan banyak anggota dewan yang bepergian ke luar daerah dan luar negeri semasa reses.

Akan tetapi argumentasi kedua sosok politisi tersebut, tetap saja mengundang kecaman dari masyarakat. Rencana rapid test Covid-19 bagi anggota dewan sebagai wujud dari sikap egois mereka yang berlebihan, dan dianggap tidak memiliki empati sama sekali terhadap rakyat yang sudah berdarah-darah memberi mandat kepada mereka.

Malahan alasan yang dikemukakan Azis Syamsudin tadi, sepertinya patut dipertanyakan pula, karena terkesan seperti mengada-ada. Sejauh mana para anggota dewan yang terhormat telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai wakil rakyat?

Itulah masalahnya. 

Betapa tidak, salah seorang anggota DPR dari fraksi PDIP, Krisdayanti, yang juga merupakan salah seorang selebritis kondang di negeri ini, di masa reses yang semestinya melakukan kunjungan ke daerah pemilihan yang telah menjadikannya sebagai anggota dewan yang terhormat, justru malah berjalan-jalan, liburan ke luar negeri bersama dengan keluarganya. Bahkan suaminya sendiri, Raul Lemos, sampai mencak-mencak membela istri tercinta. Sehingga terkesan kedudukan istrinya, Krisdayanti, di DPR  dianggap sang suami sebagai kerja sampingan belaka. Paling tidak hanya sebagai upaya untuk mempertahankan eksistensinya sebagai selebritas belaka.

Sehingga suka maupun tidak, selain dianggap sebagai sesuatu yang kontroversi, dan mendapat kecaman berbagai pihak, maka tidak menutup kemungkinan pula Presiden Jokowi pun akan terkena getahnya juga akibat rencana serampangan para anggota dewan yang kebanyakan dari partai koalisi pemerintah tersebut.

Lha wong rencana itu nyaring disuarakan politisi dari partai koalisi, maka politisi yang sekarang ini berada di luar pemerintahan pun seolah-olah mendapatkan amunisi untuk menyerang pemerintah Presiden Jokowi. Bahkan jangan disalahkan, bila muncul dugaan rencana rapid test Covid-19 itu pun sebagai bukti kalau politisi dari partai koalisi memang bermuka dua. Keberadaan partai politiknya di dalam koalisi pun hanyalah demi mencari aman agar memiliki banyak peluang dan kesempatan  yang lebih leluasa dalam mencari kelemahan Presiden Jokowi.

Misalnya saja Sufmi Dasco Ahmad yang berasal dari partai Gerindra, sebelumnya begitu nyaring menyuarakan kritikan terhadap pemerintah. Karena sudah bukan rahasia lagi semasa Pilpres 2019 lalu, keadaan negeri ini seakan terbelah menjadi dua akibat rivalitas kubu Prabowo-sandiaga dengan kubu jokowi-Ma'ruf Amin. Sampai sekarang dua kubu yang masing-masing dikenal dengan Cebong dan Kampret itu masih terus berlanjut saling menghujat lawan dan membela jungjunannya matia-matian.

Sehingga manuver politisi partai Gerindra pun dianggap sebagai sesuatu yang patut dicurigai. Jangan-jangan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun