Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presiden Jokowi Harus Berhati-hati dengan Manuver Sengkuni Ini

12 Maret 2020   22:09 Diperbarui: 12 Maret 2020   22:14 1466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amien Rais (Kompas.com)

Dalam Pilpres yang digelar di gedung DPR/MPR, melalui kelompok yang diusungnya ketika itu, yakni yang disebut Poros Tengah, berhasil menjungkirbalikkan prediksi. 

PDIP yang tampil sebagai pemenang suara terbanyak dalam Pemilu pertama di era Reformasi, yang mengusung Megawati Soekarno Putri sebagai jagoannya, harus menelan kekalahan karena manuver yang dilakukan sosok itu. Suka maupun tidak, Megawati harus rela menjadi wakil Abdurrahman Wahid, atawa Gus Dur yang tampil sebagai pemenangnya karena  diusung kelompok Poros Tengah.

Akan tetapi dua setengah tahun kemudian, kekuasaan Gus Dur sebagai Presiden ke-4 pun ternyata harus berahir sangat tragis, dan dipreteli sebelum waktunya. Adapun salah satu tokoh yang punya andil dalam menggulingkan kekuasaan cucu pendiri NU tersebut namanya tercatat sebagai seorang Amien Rais. 

Ya, barangkali karena sepak terjangnya yang seperti itu juga sehingga publik pun menjuluki pendiri Partai Amanat Nasional itu sebagai  seorang Sengkuni, yakni tokoh pewayangan dalam cerita Mahabharata, yang menjadi mahapatih negeri Kurawa yang senantiasa berkonflik dengan Pandawa. Sebagaimana diketahui, terjadinya perang Bharatayuda pun semata-mata disebabkan oleh sikap licik dan culasnya seorang Sengkuni.

Benarkah sampai sejauh itu Amien Rais mendapat predikat yang sesungguhnya bertolak-belakang dengan keilmuan maupun berbagai posisi yang pernah didududkinya?

Entahlah. Hanya saja yang jelas sepak-terjang ayah dari Hanafi Rais dan Hanum Rais  dalam kancah politik di negeri ini selalu saja dianggap mengundang kontroversi. 

Misalnya saja ketika dalam Pilpres 2014 lalu. Amin Rais pernah bersumpah, kalau jokowi menang dalam kontestansi pemilihan Presiden yang bersaing dengan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa, maka dirinya akan berjalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta.

Hanya saja sumpahnya itu sampai saat ini belum dilaksanakan. Padahal Jokowi sudah dua kali memenangkannya. Maka poin yang satu itu pun menjadi catatan khusus masyarakat terhadap seorang Amin Rais. 

Belum lagi ketika mencuatnya kasus hoaks Ratna Sarumpaet.  Amin Rais, plus putrinya pun - Hanum Rais, tercatat telah memberikan pernyataan yang setali tiga wang. Apa lagi kalau bukan yang disebut omdo alias omong doang yang bertolak belakang dengan fakta yang sesungguhnya.

Sikap Amin Rais pun pada ahirnya mendapat perlawan dari internal partai yang didirikannya. Puncak pertentangan itu terjadi dalam Kongres PAN V di Kendari, Sualwesi Tenggara beberapa waktu yang lalu. 

Kubu yang didukung Amin Rais dijungkalkan dengan telak oleh kubu rivalnya, yakni yang dikendalikan Zulkifli Hasan.  Sehingga sampai-sampai seorang Amin Rais merengek-rengek agar Presiden Jokowi jangan mengesahkan kepengurusan DPP PAN hasil Kongres V tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun