Mohon tunggu...
Arsi Fathurrahman
Arsi Fathurrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Design Enthusiast

Seorang mahasiswa biasa yang menyukai desain visual dan hal hal kreatif lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Upaya Peningkatan Product Awareness pada Produk Kerajinan Rotan dalam Masa Pandemi Covid-19

31 Agustus 2021   09:31 Diperbarui: 31 Agustus 2021   09:52 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu program pengabdian mahasiswa kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh setiap perguruan tinggi tiap tahunnya. Program ini sekaligus menjadi syarat utama bagi mahasiswa yang menempuh studi Strata 1 (S1) sebagai salah satu program wajib yang harus ditempuh. Universitas Jember, pada masa pandemi saat ini mengadakan Kuliah Kerja Nyata dengan tema Back to Village dan telah menjadi Batch ke-3 dimana pelaksanaan program KKN dilaksanakan di area domisili masing-masing mahasiswa. Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19 menjadi salah satu tematik dalam program KKN Back to Village 3 kali ini yang dilaksanakan di desa Glagah, Banyuwangi. 

Desa Glagah dikenal sebagai desa adat, salah satu dari delapan desa yang terletak di Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Kecamatan Glagah dapat diakses dari Simpang Lima (pusat kota) belok ke arah barat masuk Jalan Jaksa Agung Suprapto hingga mencapai traffic light Cungking. Lalu jalan terus ke barat masuk Jalan HOS Cokroaminoto atau melewati Jalan Brawijaya hingga tiba di Simpang Bakungan lalu ambil arah ke barat masuk Jalan Barong. Perkampungan warga di Kecamatan Glagah umumnya berada di sekitar kantor desa. Mayoritas penduduk di desa Glagah merupakan warga suku osing yang banyak ditemui bermata pencaharian sebagai petani. Namun tidak sedikit pula masyarakat di desa glagah merupakan pelaku UMKM yang bergerak diberbagai bidang.

Di desa glagah tercatat memiliki lebih dari 150 UMKM yang bergerak di bidang kuliner, bahan baku makanan hingga jasa seperti pengrajin rotan. Hal tersebut menunjukkan potensi desa glagah yang memiliki sumber daya manusia yang baik. 

Namun, berdasarkan pengamatan penulis mayoritas pelaku usaha masih menerapkan cara tradisional untuk memasarkan barang atau jasa yang disediakan. Sehingga dalam masa pandemi dan adanya peraturan pembatasan sosial saat ini, banyak dari pelaku usaha yang mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya karena masih mengandalkan penjualan on - site / offline dan promosi produk dari mulut ke mulut. Hal tersebut dialami oleh salah satu pelaku UMKM Pengrajin Rotan yang memberikan dampak pada menurunnya penjualan produk kerajinan rotannya selama masa  pandemi ini.

dokpri
dokpri

Beliau adalah bapak Kusniyo Hadi, telah berprofesi sebagai pengrajin rotan sejak 18 tahun terakhir. Memiliki produk dekorasi rumah berupa hiasan lampu gantung. Produknya biasa dipasarkan pada para pemilik rumah makan, caf dan tempat wisata. Dimana dalam sekali pemesanan produk kerajinan rotan selalu dalam jumlah yang banyak. Namun, saat ini banyak rumah makan, caf dan tempat wisata yang tidak beroprasi secara normal karena peraturan pembatasan sosial. Sehingga beliau mengalami penurunan penjualan karena turunnya minat pelanggan saat masa pandemic ini. Beliau juga mengaku tidak mendapatkan pesanan selama 3 bulan terakhir ini.

dokpri
dokpri

Berdasarkan hal tersebut, dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata Back to Village ini, penulis akan mencoba membantu dalam pemasaran produk kerajinan rotan dan membawakan program "Pemanfaatan e-commerce dan sosial media sebagai upaya peningkatan product awareness terhadap produk kerajinan rotan". 

Program tersebut meliputi kegiatan edukasi dan pelatihan praktikal untuk memberikan wawasan baru yang dapat mendukung pemasaran produk kerajinan rotan seperti pentingnya foto produk untuk membuat katalog digital, konten promosi produk untuk sosial media dan toko online serta wawasan mengenai pengiklanan produk kerajinan rotan secara digital. Dengan harapan produk kerajinan rotan dapat dikenal oleh masyarakat yang lebih luas sehingga dapat memperluas jangkauan pemasaran dan membuka peluang penjualan baru. 

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun