Mohon tunggu...
Arsanda Hadriansyah
Arsanda Hadriansyah Mohon Tunggu... Seniman - Seorang Pelajar

Siswa SMA di Cikarang yang hobby memakan sambal tanpa minum

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Berlebaran a la Seorang Introvert

14 Juni 2019   23:19 Diperbarui: 15 Juni 2019   06:52 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ucapan maaf mulai bertebaran di grup-grup media sosial. Isinya menggelitik namun terkadang kita sudah bosan melihatnya karena hanya copy-paste saja dari grup sebelah, iklan marjan telah mencapai kodanya, dan sudah mulai ditayangkannya tayangan info arus mudik. Itu semua adalah tanda-tanda hari esok adalah Hari Lebaran. Hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang, mungkin saja yang bukan  beragama islam pun menunggunya karena hari itu adalah salah satu momen untuk bertemu sanak keluarga yang jarang bertemu. Dan jika lebaran disertai dengan mudik ke kampung halaman, hal itu juga bisa jadi cara melepaskan penat dari hiruk pikuk kota metropolis.

Bersosialisasi merupakan salah satu esensi dari berlebaran ini, namun ada segelintir orang termasuk saya yang menganggap lebaran ini hanya sekadar tanggal merah yang diisi dengan Salat Ied dan juga memantau liputan mudik di berbagai platform media. Siapa mereka? Para Introvert. Mungkin sebagian orang berpikir bagaimana seorang introvert menikmati hari lebarannya, saya akan menceritakannya.

H-1 Lebaran, sang introvert beserta keluarga kecilnya tiba di kampung halaman. Dia bersalaman kepada saudara-saudaranya yang ada di rumah itu hanya sekadar bentuk hormat, lalu dia langsung ke kamar dan tiduran sambil menatap layar gawai.

bertapz-5cfbc018c01a4c330a44e1f4.jpg
bertapz-5cfbc018c01a4c330a44e1f4.jpg
Pada malam takbiran dia hanya diam dikamar. Tidak tahu persis dia sedang melakukan apa, tapi saya yakin dia sedang bersemedi dengan khidmat menikmati malam takbiran. Mungkin dia mengisi malam takbiran dengan menyusun kata-kata maaf untuk disebarkan ke grup kelas, grup alumni 212 SMP, dan tak lupa post di instastory. Orangtua dan saudaranya sedang sibuk mempersiapkan sajian untuk besok seperti ketupat, opor, rendang, sambal goreng kentang, dan lain-lain. Mereka menyuruhnya untuk membantu mereka, tetapi sang introvert masih saja berdiam di kamar. Sempat terbesit di pikiran orangtuanya kalau putri mereka sedang berlatih untuk jadi Trainee JKT48, karena dulu dia bilang kalau dia ingin masuk JKT48 dan jadi kapten Tim K3.

Hari yang dinanti telah tiba. Ya, Hari Raya Idul Fitri. Semua orang bersukacita di hari ini, terkecuali sang introvert. Menurut dia hari ini sama seperti hari-hari yang lain, yang membedakan hanyalah Salat Ied saja, dan mungkin pundi-pundi rupiah yang ia dapat.

kakak1-5d00f12e3ba7f7553d669552.png
kakak1-5d00f12e3ba7f7553d669552.png
Momen lebaran ini dimanfaatkan pula untuk saling bersilahturahmi dengan keluarga khususnya dengan keluarga jauh yang jarang bertemu. Ya seperti biasa, sang introvert hanya berdiam diri di kamar. Dia hanya tidur-tiduran sambil menonton drakor kesukaannya, berharap Oppa-nya ikut bersilahturahmi ke rumahnya. Melihat kelakuan anak gadisnya, ibu sang introvert pun kesal dengan tingkah laku sang introvert yang hanya berdiam diri di kamar, padahal seharusnya momen itu dipakai untuk bersosialisasi dengan sesama. Seringkali ibunya mendapat pertanyaan "Anaknya mana?", lantas sang ibupun selalu berteriak-teriak memanggil sang introvert untuk menyuruhnya bersalaman dengan sanak saudaranya. Ya menurut saya hal ini bagus untuk sang introvert, karena lebaran ini semacam simulasi Handshake festival hehe.

ciee-5d03c67e0d8230568917c2b2.png
ciee-5d03c67e0d8230568917c2b2.png
Jangan salah sangka, sang introvert ini pun masih punya rasa suka terhadap seseorang. Seperti kebanyakan orang, dia naksir dengan sepupunya. Dia melihat sepupu laki-lakinya seperti melihat mas-mas  Oppa-nya di serial drama Korea kesukaannya. Sang introvert terakhir melihatnya mungkin saat sepupunya masih gupis giginya, sekarang sang introvert serasa pangling melihat sepupunya yang sudah "Saranghae-able". Sang introvert hanya bisa memandangi sepupunya dari balik jendela ketika sepupunya sedang asik main judi.

Jadi begitulah kira-kira sedikit gambaran bagaimana seorang introvert menikmati hari lebaran. TENTU SAJA, hal itu tidak sepenuhnya benar, karena nanti jika tidak saya beri disclaimer seperti ini saya akan diserang para SJW. Saya menghargai para introvert dengan "kemalu-malu-annya" karena seorang ambivert, disaat tertentu saya mudah bergaul, dan ada juga saatnya saya menjadi pemalu seperti kucing.

Mohon maaf lahir batin, eh, tapi sepertinya saya ga pernah ada salah sama kamu, kenal aja engga!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun