Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pantang Menyerah: Warisan Falsafah Eka Tjipta Widjaja

8 September 2022   23:09 Diperbarui: 9 September 2022   18:16 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreasi Bambu Tegal Maja, UMKM Binaan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (IKPP). Sumber: ekatjipta.org

Kesulitan apapun yang dihadapi, pasti bisa diatasi asal punya keinginan untuk berjuang. Eka Tjipta Widjaja

 

Hasil tidak akan mengkhianati proses. Ungkapan bijak bagi orang yang ingin sukses. Siapapun orangnya. Itupun dalam proses membutuhkan kerja keras dan pantang menyerah. Falsafah yang dipegang teguh oleh Eka Tjipta Widjaja.

Nama besar Eka Tjipta Widjaja tidak bisa dilepaskan dari nama perusahaan Sinar Mas. Lelaki pemilik zodiak pisces ini adalah pendiri Sinar Mas. Perusahaan yang bergerak di tujuh pilar bisnis di Indonesia.

Eka Tjipta Widjaja lekat dengan jatuh bangun di dunia wiraswasta. Jatuh bangun berkewirausahaan seiring lahirnya Republik Indonesia. Republik yang terus mengalami pasang surut revolusi nasional, regional dan global.   

Biografi Eka Tjipta Widjaja

Lahir dengan nama Oei Ek Tjhong pada tanggal 27 Februari 1921. Quanzhou merupakan kota tempat lahir Eka Tjipta Widaja. Salah satu kota pelabuhan sutra maritim di lembaran sejarah. Kota strategis yang secara geografis menghubungkan Tiongkok dengan Eropa dan kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara.

100 Tahun Eka Tjipta Widjaja. Sumber: sinarmas.com
100 Tahun Eka Tjipta Widjaja. Sumber: sinarmas.com

Masalah ekonomi memaksa keluarga Eka Tjipta Widjaja mengarungi lautan dari Quanzhou menuju Hindia Belanda. Tanda bahwa kerasnya kehidupan harus dijalani dengan penuh tantangan. Mengarungi samudera harapan di tempat nun jauh dari tanah kelahiran.

Dibesarkan di lingkungan keluarga pedagang, jiwa wirausaha Eka Tjipta Widjaja ditempa penuh tantangan. Pada usia 17 tahun sudah menyusuri jalanan Kota Makassar untuk menjajakan biskuit dan kembang gula.

Saat Pemerintahan Militer Jepang masuk Makassar, bisnis Eka Tjipta Widjaja hancur. Tetapi, pantang bagi Eka Tjipta Widjaja menyerah pada keadaan. Setelah Jepang menyerah kalah, bisnisnya beralih berjualan terigu, semen, gula, dan kebutuhan lainnya.

Berbisnis bagi Eka Tjipta Widjaja adalah mampu melihat peluang dan berani mencobanya. Hingga bisnis di bidang kontraktor pembuat kuburan dilakoni pula. Mencoba peruntungan di berbagai lini usaha. (Lihat Sumber)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun