Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala AFF: Sejarah, Minus Mental Juara, Jago Mengeluh, dan Introspeksi

28 Juli 2022   17:45 Diperbarui: 28 Juli 2022   17:54 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: twitter.com/PSSI

Sepak bola, sudah menjadi olahraga merakyat di Indonesia. Hampir seluruh penjuru wilayah Indonesia seakan "gila" dengan cabang olahraga yang satu ini.

Olahraga yang memamerkan gocekan si kulit bundar ini dimainkan oleh berbagai usia. Memunculkan istilah sepak bola anak hingga sepak bola jago kapuk.

Pertandingan sepak bola level "tarkam" hingga piala dunia selalu ditunggu dan didukung secara militan. Bahkan fanatisme berlebihan sering ditunjukkan di level Asia Tenggara.

Sejarah Piala AFF  

ASEAN Football Federation Championship (AFF Championship) adalah wadah kompetisi sepak bola di wilayah Asia Tenggara. Saat lahir di tahun 1996 dibidani oleh enam negara, yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. (Lihat Sumber)

Tahun 1996 juga menandai untuk pertama kali digulirnya Piala AFF. Melibatkan enam negara pendiri dan empat negara undangan di wilayah Asia Tenggara, yaitu Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam.

Timnas Indonesia, Minus Mental Juara

Timnas Garuda, julukan untuk tim nasional sepak bola Indonesia selalu ambil bagian di Piala AFF sejak pertama kali digelar. Menempati peringkat empat saat takluk di hadapan Vietnam dengan skor 2-3 di perebutan juara tiga.

Dari tahun 1996 hingga 2020, Timnas Garuda Senior telah mencatat 6 kali masuk babak final. Namun sayang, tidak pernah meraih predikat "Juara".

Kegagalan Timnas Garuda Senior lebih pada kurangnya mental juara. Sebab selalu gagal merengkuh juara saat menghadapi Thailand di babak final (2000, 2002, 2016, dan 2020).

Begitupun saat menghadapi Vietnam, Timnas Garuda kesulitan menaklukkan "Prajurit Bintang Emas". Terbukti takluk 3-2 di perebutan juara tiga (1996), kalah 4-0 di Kualifikasi Piala Dunia 2022, dan terakhir bermain imbang 0-0 di Piala AFF 2020.

Minus mental juara yang sering kesulitan menaklukkan Thailand dan Vietnam, menular ke Timnas Garuda U-23 dan U-19. Sehingga jejak digital head to head lebih banyak imbang dan kalah pada bentrok terakhir seperti di Sea Games 2021. (Lihat Sumber)

Timnas Vietnam, Jago Mengeluh   

Rivalitas Timnas Garuda vs Vietnam semakin memanas. Park Hang-seo selaku pelatih Vietnam seringkali meremehkan skuat Garuda. Pernah melontarkan keraguan Timnas Garuda menjejak kaki di semifinal Sea Games 2021.

Saat mengikuti Piala AFF U-19 yang berlangsung di Indonesia, Vietnam paling gaduh mengeluhkan kekurangan Indonesia sebagai tuan rumah. Masalah jarak dan kondisi stadion tak luput dari keluhan pelatih Vietnam.

Dugaan "sepak bola gajah" di Piala AFF U-19 menambah runyam rivalitas Timnas Garuda vs Vietnam. Apalagi keinginan "netizen" agar PSSI ke luar dari AFF dan bergabung ke EAFF ditanggapi pedas oleh media Vietnam agar Timnas Garuda jangan terlalu menggantungkan hasil pertandingan pihak lain.

Wasana Kata

Memainkan dan menonton pertandingan sepak bola tentu selalu menarik. Apalagi jika banyak bumbu yang diracik sebelum, saat, maupun sesudah pertandingan digelar.

Rivalitas antar tim sepak bola dan suporter di kawasan Asia Tenggara patut menjadikan introspeksi. Kembali ke jati diri bangsa yang harus "berdikari" dan dibangun atas dasar "gotong royong".  

Sumber: twitter.com/PSSI
Sumber: twitter.com/PSSI

Sudah saatnya Timnas Garuda di semua level "Bermental Juara". Memetik kemenangan demi kemenangan di tiap pertandingan dengan usaha diri sendiri, siapapun lawan yang dihadapi. Bekerjasama sebagai tim yang solid dan tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi sportivitas. Semoga.

Bersiaplah menyambut Piala AFF U-16. Tetap fokus dan solid. Jangan terpancing komentar lawan. Semoga Timnas Garuda Muda Juara.

Salam Bola. Salam Olahraga.

 

Referensi: 1, 2, 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun