Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sosok Disabilitas Ini Pernah Dibuntuti Ibunya Naik Bus dari Probolinggo ke Surabaya

8 Desember 2021   15:08 Diperbarui: 8 Desember 2021   20:05 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penyandang disabilitas. Sumber: viarami on pixabay.com

Disabilitas bukan hanya bicara tentang keterbelakangan mental. Terdapat empat bentuk disabilitas yaitu fisik, sensorik, mental, dan intelektual.

Membicarakan disabilitas juga bukan sebatas meneropong keterbatasan dan ketergantungan kepada lingkungan sekitar.

Ada banyak kisah inspiratif dari penyandang disabilitas. Tentu memberikan warna berbeda dan bahkan membuat decak kagum bagi yang melihatnya.

Kisah Inspiratif Penyandang Disabilitas 

Bagi penyandang disabilitas, keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk sekedar bertahan hidup. Apalagi menjadi beban bagi lingkungan keluarga dan sekitarnya.

Pak Sutomo, Om Saiful, dan Mas Rizky contoh nyata penyandang disabilitas yang inspiratif. Ketiganya penyandang tuna netra.

Pak Sutomo (almarhum) dikenal masyarakat sebagai sosok tuna netra yang hidup bahagia. Tiap hari pasti jalan kaki untuk menjalani pekerjaan tukang pijat.

Begitu seringnya beliau menjelajah jalanan, sehingga seakan sudah hafal lekuk dan sudut jalan yang dilewatinya tanpa bantuan tongkat dan orang lain.

Jikalau disapa, beliau hafal dengan siapa berhadapan dan langsung menyebut nama dengan tepat. Termasuk dengan anak-anak yang sering pula menyapanya.

Saat memberikan jasa pijat, Pak Sutomo tidak memberlakukan tarif. Diberi uang berapapun diterima dengan senang dan selalu disyukuri.

Jangan pernah mencoba menukar uang atau menipu dengan nominal yang tidak sama, sebab beliau dapat mengenali nominal uang dengan sangat baik meskipun tuna netra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun