Saat beban kerja, maka otak kurang begitu peduli dengan hal lain. Seandainya dilakukan survey, yakin "beban kerja" akan menjadi salah satu sebab faktor "sering lupa".
Banyak yang Dipikirkan
Dikutip dari ruangguru.com, teori interferensi (interference theory) menegaskan bahwa  banyaknya informasi yang disimpan di otak membuat beberapa memori saling bertumpuk. Akibatnya, manusia sulit mengingat sesuatu atau mudah lupa.
Bagaimanapun manusia mempunyai keterbatasan. Demikian juga kemampuan otak menyimpan data akan mengalami gangguan ingatan saat semakin banyak hal yang dipikirkan.
Pola Hidup tidak Sehat
Seiring bertambahnya usia, benarkah manusia sering lupa atau mengalami penurunan daya ingat? Pendapat yang sering terlontar saat lupa akan sesuatu.
Bertambahnya usia tidak selalu terkait dengan penurunan daya ingat. Bertambahnya usia terkadang menyebabkan pikun.
Pikun terjadi akibat perubahan di semua bagian tubuh saat menua, termasuk otak.
Dikutip hellosehat.com, dalam dunia medis pikun seringkali dijadikan gejala penyakit demensia dan penyakit Alzheimer. Demensia dan penyakit Alzheimer mengacu pada penurunan fungsi otak seperti menurunnya daya ingat dan kecepatan berpikir serta berperilaku.
Dari berbagai jurnal kesehatan, penurunan daya ingat (sering lupa) lebih disebabkan pola hidup tidak sehat.
Faktor "sering lupa" di berbagai usia lebih disebabkan kurang tidur atau istirahat, kurang asupan makanan bergizi, tidak olahraga, dan kebiasaan merokok maupun konsumsi alkohol.