Oleh si nenek tua, pencari anggrek diminta tidak memasuki kawasan Kuburan Cina agar selamat dan dapat kembali pulang.
- Kisah rombongan Pak Ropia
Dituturkan langsung oleh almarhum Pak Ropia seorang tokoh masyarakat Dusun Rameyan. Tahun 1970-an pernah masuk pinggiran Gunung Raung sebelah selatan yang masih perawan untuk mencari rotan.
Setelah berjalan cukup lama dan jauh, sampailah di tempat yang terdengar suara air cukup keras. Ternyata, suara air berasal dari air terjun. Tingginya diperkirakan sekitar 30 meter.
Pemandangan sekitar air terjun sangat indah. Anehnya, di sekitar air terjun banyak ditumbuhi pohon salak. Rombongan memanen salak dan tidak lagi berniat mencari rotan.
Saat kembali mengikuti arah jalur berangkat, rombongan tidak menemukan tanda jalur keberangkatan alias tersesat. Hanya berputar-putar di tempat yang agak jauh dari air terjun.
Malampun datang dan memaksa rombongan menginap. Saat malam inilah, mereka didatangi dua ekor harimau putih. Bahkan harimau dapat berbicara layaknya manusia.
Harimau hanya berpesan bahwa rombongan tidak boleh bergerak dari tempat bermalam. Saat sinar matahari terlihat, rombongan harus mengikuti arah yang ditunjukkan harimau putih.
Keesokan harinya, pesan harimau putih diikuti. Akhirnya rombongan dapat kembali menemukan jalur keberangkatan.
Masih menurut Pak Ropia, dua tahun kemudian rombongan berusaha menemukan lokasi air terjun, tetapi tidak pernah ditemukan.
- Kisah Hilangnya Pak Untung
Pak Untung merupakan pencari bambu hutan. Hampir tiap hari masuk kawasan pinggiran Gunung Raung untuk mencari bambu apus.
Kebiasaan mencari bambu sudah dilakoni Pak Untung lebih dari sepuluh tahun. Sudah sangat berpengalaman dengan alam sekitar pinggiran Gunung Raung.