Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Hanya dengan Pengalaman, Cukupkah Menjadi Ibu Pengetahuan bagi Anak?

26 Juli 2021   15:13 Diperbarui: 29 Juli 2021   03:00 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Anatasia Gepp on pixabay.com

Anak mengenal ciri-ciri makhluk hidup dan bagaimana memperlakukannya bukan sekedar lewat buku, tetapi langsung memanfaatkan lingkungan untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang nyata. Tentu dengan pendampingan guru dan tutor yang kompeten, pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.

Bagaimana di tingkat menengah dan atas? Model saintific learning "mungkin" lebih cocok. Merdekakan pikiran dan potensi anak untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar.

Pengetahuan atau teori di buku pelajaran hendaknya mampu dimodifikasi guru untuk menggali pengalaman anak menemukan jawaban apa, mengapa, dan bagaimana proses peristiwa dapat terjadi.

Ilmu pasti, sosial, sastra, dan bahkan teknologi tentu ada di lingkungan anak. Meskipun tidak harus mutlak lengkap dan utuh.

Pasar dapat dimanfaatkan guru untuk anak mampu menggali pengalaman yang dimiliki mengkaji lebih jauh tentang ilmu ekonomi, pengaruh sosiologis geografis, dan budaya pendukungnya.

Data-data di kelembagaan dapat menjadi rujukan apakah sudah sesuai fakta dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Tentu butuh data pendamping dan pembanding yang lebih valid dengan memanfaatkan iptek yang ada.

Demikian juga fasilitas laboratorium dan ruang multimedia. Memungkinkan anak secara terbimbing terlatih meneliti secara ilmiah dan bertanggung jawab. Melihat dan mengamati ruang angkasa, membedah organ tubuh dan lainnya lewat tayangan augmented reality yang "seakan" nyata hadir di depan mereka. 

Menumbuhkan dan pembiasaan sikap, jangan hanya mengandalkan ceramah dan atau cerita. Ajak anak ke panti asuhan, panti jompo, lembaga pemasyarakatan, kantor pelayanan masyarakat untuk belajar makna disiplin, sanksi, simpati, dan empati berdasarkan pengalaman nyata.

Banyak yang harus disediakan sekolah dan guru untuk memfasilitasi belajar anak. Peran guru dan pimpinan sebagai pengambil kebijakan jelas menjadi kunci penting agar pendidikan lebih bermakna untuk memerdekakan, memanusiakan, dan berpihak pada anak. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun