Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Sebuah Potret

16 Juli 2021   20:09 Diperbarui: 16 Juli 2021   21:38 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tommy Takacs on pixabay.com

Dalam detak napas liar menatap. Harapan-harapan masih membunyikan makna kata sesuap. Pengap dalam lingkup harap yang semakin senyap.

Sebuah potret perjuangan, masih bersandar di sebatang tonggak. Sedang lalu-lalang, kaku bergerak. Melewati lorong-lorong bidak, dan mengangguk,"Tidak."

Perjuangan adalah perjuangan. Bukan sekedar tengadah tangan. Tetapi, tangan-tangan perjuangan mulai terkulai, di antara nyanyian sumbang kematian demi kematian.

Sebuah potret perjuangan, masih bersandar berkasur badan. Mengusap keringat dingin sang putra dalam pangkuan. Sementara lalu-lalang, kaku bergerak menuju kesepian.    

O... getar terpendar di sebatas iba.

Lirih berujar,"Ibu, maafkan anak-anak bangsamu".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun