Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Kita dan Buta

11 Juli 2021   23:42 Diperbarui: 12 Juli 2021   00:13 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tertawa. Sumber: Thangphan on Pixabay.com

Malam katamu buta. Kubuat tanda tanya. Kuletakkan di selembar angka berharga.

Engkau menggeleng dan menghilang di ujung jalan. Menemui titik-titik air kesedihan yang masih kau titipkan di pinggiran kedamaian.

Siang ini kita ke arah utara. Memutari kebutaan yang hampir kau seduh di batas malam. Menyusuri kesepian yang dititipkan matahari pada redupnya awan-awan kehidupan. Hingga di pintu sekat terakhir, kuhidangkan tanya yang masih tersisa.

Nyatanya, engkau masih menggeleng dan lirih menyangkal sisa tanya,"Ujung jalan ada di selatan."

Baik, kita ke selatan.

Aku heran, sebab di selatan hanya ada remang-remang pelita. Bukan kemewahan yang mampu membuat terang malam yang katamu buta.

"Ah, sebegitu kecil kebutaan yang ingin kau buat terang?" Tanyaku di hati.

Engkau diam dan mulai memainkan senyuman.

Malam ini, engkau menguasai malam dengan terang. Sedang aku, buta!

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun