Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Keutamaan Memaafkan dan Mewujudkan Islam Rahmatan Lil 'Alamin

13 Mei 2021   14:59 Diperbarui: 13 Mei 2021   15:31 1882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Screenshot/wallpapergordyn.com

"Memaafkan adalah Kemenangan Terbaik.". -Ali bin Abi Thalib-

Idul Fitri 1442 Hijriah masih dalam suasana pandemi Covid-19. Berdampak pada sendi-sendi kehidupan. Kerumunan, cara silaturahmi, dan hal lainnya yang menyangkut makna "hidup" harus dilakukan dengan cara berbeda.

Gema takbir dan kumandang tahmid menandakan rasa syukur dan pengakuan yang mendalam atas keagungan Allah SWT. 

Pengakuan hanya karena kebesaran Allah dapat menjalani ibadah Ramadan. Hanya karena keagungan Allah, dapat dipertemukan dengan Idul Fitri nan penuh ampunan bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa.

Keutamaan Memaafkan

Idul Fitri identik dengan permohonan maaf. Ucapan "Selamat Hari Raya Idul Fitri" dan "Mohon Maaf Lahir dan Batin" disampaikan sebagai ungkapan memaknai "Kemenangan" dan "Fitrah".

Manusia tempatnya lupa dan dosa, sebab "Allah SWT. menciptakan manusia dengan kesempurnaan dan kelemahan" 

Kelemahan manusia merupakan ujian hakikat iman dan takwa. Kelemahan manusia membuka pintu lupa dan dosa. Mendorong manusia berbuat lupa dan dosa pada Tuhannya.

Kelemahan manusia mendorong pula berbuat dosa kepada sesama. Lupa perintah Allah untuk menjaga "Ukhuwah Islamiyah" dan "Menghargai Perbedaan Ciptaan Allah". Menimbulkan kedengkian, permusuhan, dan bahkan saling bunuh antar sesama makhluk ciptaan Allah.

Idul Fitri adalah kesempatan lebar membuka pintu maaf dan berikut keutamaan memaafkan:

Pertama, Dicintai Allah SWT. Memaafkan wujud berbuat baik dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.

Bersikaplah sebagai seorang pemaaf, sikap yang sangat disukai Allah SWT sesuai dengan firman-Nya berikut ini:

"Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan". (QS. Ali Imron: 134)

Kedua, Memperkuat Ukhuwah Islamiyah. Hari Raya Idul Fitri merupakan momentum penting untuk bersilaturahmi dan mengukuhkan "Ukhuwah Islamiyah".

Dalam suatu majelis, Rasulullah pernah bersabda bahwa akan datang suatu masa dimana umat Islam seperti buih di lautan.

Kemudian para sahabat bertanya, "Kenapa demikian ya Rasul?". Nabi pun menjelaskan bahwa di masa itu umat Islam akan sangat besar jumlahnya tetapi sangat rapuh, mudah bercerai berai.

Banyak orang mengorbankan ukhuwah hanya karena perbedaan penafsiran tentang agama atau karena kepentingan tertentu. 

Dengan saling memaafkan tentu membuka dan memperkuat "Ukhuwah Islamiyah".

Mewujudkan Islam Rahmatan Lil 'Alamin 

Islam rahmatan lil 'alamin adalah Islam yang membawa perdamaian bagi seluruh umat manusia. Mewujudkan Islam rahmatan lil 'alamin berpegang pada tiga ukhuwah, yaitu ukhuwah islamiyah, ukhuwah basyariyah, dan ukhuwah wathoniyah.

Dikutip dari berbagai sumber, ukhuwah islamiyah berarti hubungan dengan sesama muslim yang didasari dengan persaudaraan yang islami.

Ukhuwah basyariyah adalah hubungan dengan sesama manusia yang harus terjaga baik dengan latar belakang agama, suku, ras, dan golongan yang berbeda.

Ukhuwah wathoniyah berarti hubungan/kerjasama antar bangsa mesti dijalin sebaik mungkin dalam rangka menuju perdamaian dan kesejahteraan dunia tanpa membedakan latar belakang agama bangsa tersebut.

Perbedaan dalam bermasyarakat sikapi dengan At-Tawaassuth, At-Tawaazun, dan  At-Tasaamuh. 

At-Tawaassuth yaitu  menempatkan diri ditengah-tengah, tidak ekstrem kanan maupun ekstrem kiri.

At-Tawaazun artinya seimbang dalam segala hal, termasuk menggunakan dalil aqli dan dalil naqli, khidmat kepada Allah dan khidmat kepada sesama manusia.

At-Tasaamuh yaitu menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki prinsip hidup yang tidak sama.

Dikutip dari rembang.kemenag.go.id, menghargai perbedaan dan menghormati prinsip hidup yang tidak sama "bukan berarti mengakui atau membenarkan keyakinan yang berbeda". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun