Di tanah itu. Mereka meletakkan duka. Luka masih menganga. Pelan dan pelan ditutupnya. Sembari menabur do’a.
Dalam pelan jalan. Kematian. Merenggut tiba-tiba. Tak cukup ini hati iba. Tak cukup ini mata meneteskan nestapa. Banyak duka. Di sana.
Ada kawat berita. Melewati perlintasan-perlintasan. Melesat. Tanpa nyana. Menemui burung-burung gagak. Betah bersarang. Di sana.
Akankah duka dan luka menambah angka?... Kau, akan menjawabnya.
Probolinggo, 04 Februari 2021.
Puisi Oleh: Arif R. Saleh
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!