Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kota Mati

20 Juni 2020   00:41 Diperbarui: 20 Juni 2020   06:11 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Kota ini belum pernah mati

Tak lelah memutar rembulan dan matahari

Masih memungut do'a-do'a

Yang tercecer di trotoar

Di sore berpayung awan



Diantara patung para dewa

Nyanyian agung membentur ombak

Menyeponggang menghantam cadas

Merasuk dalam relung penikmat duniawi

Diantara wangi bunga dan padupan



Waktu yang berkelindan

Berderak di putaran nasib Maha Kuasa

Jalanan terseok, gelombang laut melambat

Menepikan perahu-perahu yang membisu

Mengunci roda kehidupan desa dan kota



Orang-orang pinggiran

Merangkak diantara jejaring pagebluk

Orang-orang gedongan

Berdiam diri di sangkar emas

Sedang penguasa, sibuk menghitung rugi-laba



Kota yang kini mati

Bukan karena senjata perang

Yang memuntahkan peluru dari keangkuhan

Matinya kota

Disebab pikiran dan ulah manusia



Gilimanuk, 17.06.2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun