Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hoaksmu, Harimaumu

3 September 2020   15:13 Diperbarui: 3 September 2020   18:10 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi stop hoax - dokpri

oh, maaf kawan ini soal berita tentang hoaks
bukan sedang berkisah perihal kekuasaan
atau sekadar mendiskreditkan seorang publik figur
atau memberitakan tanpa dasar bahwa negara ini sarang koruptor

maaf, saya pun tidak sedang membuat hoaks bagi pelaku hoaks
atau usil menceritakan mereka kaum pembuat dan penyebar berita hoaks
atau diam-diam mengulik sawah ladang mereka
ladang pundi-pundi yang konon telah membuat mereka bahagia

sekali lagi maaf, saya tidak sedang berada dalam area itu
ini cuma soal cara saya menafsirkan berita atau informasi
bagi mereka yang suka main seruduk sana sini seperti banteng marah
hanya kerana berita yang belum tentu kebenarannya

tapi yang berikut ini soal cerita seseorang di kamar sebelah
seseorang yang mukanya sembab akibat kecelakaan tunggal
agar terdengar gagah, mengaku dikeroyok orang di kampung tetangga
ujung-ujungnya serbuan sambil sambit sana sini ke kampung itu tak terelakkan

mungkin begitulah adanya, ketika nalar dan akal sehat sedang tidak berada di tempatnya
diplomasi "pokoknye, lo jual gue borong" adalah harga mati
harga yang lebih sering harus dibayar mahal
soal salah atau benar, itu urusan pak erte dan aparat

: ah, orang kita memang begitu, itu mah biasa, sudah dari sononye

sebegitunyakah?
ndak tentu, ndak mesti
apakah kerana lemahnya kesadaran hukum di masyarakat?
mungkin ya, mungkin juga tidak

bukan itu soalnya, sesungguhnya ini bukan soal remeh temeh
bukan pula soal perlunya efek jera
sudah banyak yang di bui gegara hoaks
banyak kerusuhan terjadi gegara hoaks

hoaks kini ada di mana-mana, semakin membumi
dari kaki hingga ke kepala
dari ruang tidur hingga ke ruang parlemen, dari dapur rakyat hingga ke dapur istana
siapapun korbannya tak penting; yang penting bisa cuci tangan dan pura-pura dungu

begitulah kita
begitulah pula berita hoaks
semakin menguasai kita, menjajah nalar kita
kita, tinggal pilih posisi; mau sebagai penentang atau pelaku hoax

ya ya ya, ojo kebablasan, eling lan waspada mbak dan masbro
jaga ujung jari, jaga kehormatan
sebisa mungkin jangan pernah mendekati hoaks, bahaya
sebagaimana kata sebuah peribahasa: hoaksmu, harimaumu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun