ini tentang otak
otak sang guru kecil
guru yang terdidik untuk mendidik
mulai tukang sol sepatu hingga profesor atau guru besar
pernah di-didik-nya
agar menjadi manusia besar yang beradab
ini tentang adab
adab sebagaimana guru
yang menggurui
agar otak anak didiknya
encer, se-encer air yang mengalir
sebagaimana mata air
ini antara adab otak dan adab guru
sepantasnya satu kesatuan; sebagaimana cita-cita guru
menjadikan anak didiknya
agar santun dan pandai menggunakan otaknya
sebagai orang terdidik yang beradab
pewaris keberadaban sang guru kecil
ini tentang orang terdidik
guru besar atau profesor
atau apalah
sebagaimana laiknya seorang profesor
bicaranya tentulah a la profesor
sejatinya begitulah orang terdidik
ini tentang kesejatian
bukan tentang kesetaraan keterdidikan
antara guru besar dan guru kecil
kerana ini soal otak dan isinya
otak yang sejatinya besar
sebagaimana otak guru kecil
ini tentang guru besar
guru yang sejatinya berpikir besar
memiliki otak besar
sebagaimana dia ditahbiskan
menjadi guru besar
menjalankan kesejatian sebagai guru besar
ini tentang keprofesoran, kegurubesaran
apakah ini profesi atau gelar kehormatan?
jika profesi apa bedanya dengan guru kecil?
jika gelar kehormatan apa bedanya dengan keterhormatan sang guru kecil?
lalu kenapa menyombongkan keprofesorannya, kegurubesarannya?
bukankah itu hanya gelar yang bisa dicabut serta tidak di bawa mati selain amal dan perbuatan?
ini tentang pengabdian
sebagaimana sang guru kecil yang berotak besar
lebih memilih mengabdi pada profesinya sebagai guru kecil
pun, sejatinya guru besar sepantasnyalah kembali belajar kepada guru kecil
belajar cara mengabdi pada keilmuan dan keterdidikan
tidak malah mengabdi pada kepentingan penguasa dan kekuasaan;
sental sentil serambi sentul, 02 september 2020
arrie boediman la ede
