Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hasrat

7 April 2017   23:10 Diperbarui: 7 April 2017   23:14 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ill. ktonthemove.wordpress.com

dinda,
mungkin ini bagian yang paling tidak kau sukai
bahwa diperjalanan telah banyak tikungan yang kita lalui
lelakon demi lelakon pun menjadi pajangan pada layar kaca di jendela hati kita
lalu, kenapa dinding tempat kita berkaca beberapa saat yang lalu kau biarkan retak?

dinda,
kita pernah jauh berjalan; sangat jauh malah; sejauh harapan kita tentang suatu masa, kelak
selalu saja kuingat ketika kita saling berlomba memasuki lorong suci guna memenuhi dan menyatukan hasrat
hasrat yang tiada tara
sebagaimana anak panah yang lepas dari busurnya

dinda,
kuyakinkan ke-hati-ku bahwa tak pernah sekalipun aku, engkau, menginginkan ini berakhir
kerana kita sama-sama tahu tentang rasa sakit yang tak terperikan jika itu terjadi
namun, luka, duka, suka telah menjadi arca yang membatu yang tak sengaja telah mematikan angan dan ingin kita
bayang-bayang angan ingin di awang-uwung; yang terlalu pahit untuk di-puisi-kan

dinda,
seumpama serat rasa ini sempat masuk ke bilik peraduanmu
jadikanlah ia sebuah mimpi
mimpi yang mempertemukan dua jiwa yang lara
jiwa yang pernah berderai-derai dalam smaradahana

serambisentul, 07/04/2017
©arrie boediman la ede, 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun