Mohon tunggu...
Arra Yusuf
Arra Yusuf Mohon Tunggu... Freelancer - Arra Itsna Yusuf suka jalan-jalan dan nulis suka-suka

Setidaknya, dengan menulis, "Aku menghadirkan diri, meski kau anggap aku mati" (Arra Yusuf)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gagal Mencari Cinta di Curug Love, malah Terdampar di Puteri Kencana

14 Maret 2017   08:18 Diperbarui: 15 Maret 2017   02:01 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan-jalan dadakan kadang-kadang memang lebih mengasyikan. Kita tahu tujuan tapi tidak tahu jalan itu juga sebenarnya agak-agak mengkhawatirkan, tapi kita tetap jalan. Yekali nyerah. Ini bukan zaman di mana ketika lu cari arah hanya mengandalkan bintang-bintang atau arah angin. Ada teknologi bernama Google Maps, meskipun fix, pepatah itu memang benar, "wanita tidak bisa membaca peta".  Jadi lebih sering mengandalkan peta hidup, alias bertanya kepada penduduk sekitar. Terima kasih untuk teknologi, but.. Yeah.. Akhirnya tetap aja "primitif". 😅

Selepas tholabul Ilmi di sekitaran Jl. Tanah Baru, Depok pada Senin, tanggal 13 Maret, saya dan tiga teman saya meluncur ke arah Bogor. Rencana kami adalah "nyurug" alias menyepi di curug.  Maksa beut.😂

dokpri
dokpri
Tujuan: Curug Love, (berharap menemukan kembali cinta yang hilang) etapi karena kami tiba di sana sudah sore banget jadi cuma bisa sampai curug Puteri Kencana.  berharap di sana ketemu bidadari atau Putri-putri cantik berkereta kencana. Atau malah jadi putri dan bidadarinya sekalian yang minta banget dapat tangga pelangi menuju khayangan. Eaaa ups. Sung go Kong kali ke khayangan.

Tiba di sana, setelah menempuh perjalanan dengan sepeda motor, you-know-what jalan yang dilalui agak ekstrem juga. Menanjak, menukik, curam, berbatu harus dilewati. Memang ya, mau menuju tempat-tempat yang indah tuh butuh banget perjuangan. Kalau nggak akses jalannya ya ongkos keberangkatannya yang mahal minta ampun. Dalam kasus kami, biaya perjalanan dan tiket masuk terbilang murmer, tapi jalur menuju ke sana maasyaa Allaah bikin hati, eh kaki gemeteran. Heum, mau menuju keindahan pemandangan curug di Bogor aja nggak mudah dan butuh ongkos apalagi mau masuk surga? Butuh Perjuangan pake banget, kan, gaess?

Notes: periksa dulu kelayakan kendaraan bermotor sebelum kamu "menuruni lembah" ya, Gaess, khan gak lucu kalau ban kempes di sekitaran Leuwi. Ya kalau sanggup dorong-dorong motor dari dan menuju leuwi mah silaken aja. Tapi daripada nanti Hayati tambah lelah, meningan cek n ricek dulu deh.

Ini kapan coba bahas curug-curugnya?😤

dokpri
dokpri
Oke, jadi setibanya kami di area lokwis, banyak pilihan curug, namun kami memilih Curug Puteri Kencana. Di sana, kami disambut cericit burung, suara jengkerik, mungkin belalang, mungkin kumbang, mungkin kodok juga, juga suara air yang subhanallah banget deh. Bikin pengen lama-lama di sana (kalau aja waktu itu belum sore).

Ada saung-saung untuk istirahat. Sebelum "nyebur.....in kaki" ke air, kami duduk-duduk sejenak sambil wefie-an. Teteuuuup. Setelah itu lanjut menuju curug.

Daaan, airnya..... Bening kayak muka oppa oppa Aktor Korea Selatan. 😂 airnya sejuuuukkkk nyess kayak kita lagi ausss terus cari kulkas biar nemuin air dingin. Jadi pas udah duduk di antara batu-batu curug lalu kaki masuk di air tuh rasanya badan udah kepaku banget. Magerrrr, nggak mau pulang. Tapi kalau nggak pulang setelah jam 17.30 bisa-bisa diusir sama akang-akang penjaga loket masuk😎 sebenernya bisa aja sih nginep, bangun tenda gelar matras am ama sleeping bag gitu, tapi nggak deh makasih.

Curugnya rendah saja. Tidak seperti air terjun kebanyakan yang tinggi menjulang. Tapi sensasinya tetap tak terkalahkan. Kata babang-babang yang jagain di sana sih masih ada lagi air terjun yang lebih tinggi di Curug Love. Tapi masih harus sedikit mendaki lagi sekitar 30 menit. Duh, hatur nuhun pisan atuh lah, kita sampai sini aja. Fix, Djoya (sebutan saya untuk saya dan teman-teman saya) gagal Mencari Cinta di Curug Love. Etdah 😅

dokpri
dokpri
Selain pemandangan curug yang bikin adem mata adem hati, juga suara-suara alam yang bikin kita makin sadar keindahan ciptaan Allah, kita juga bisa foto-foto canteeeek di jembatan bambu - ada juga jembatan kayu. Teteuuup judulnya foto-foto. Tapi ingat guys, jembatannya rapuh, serapuh hatikuh. iyuhhh jauh-jauh sono jauh jauuuh baper amat idup lu 😅, jadi gak bisa muat banyak. Jadi kalau ada rencana pengen foto di jembatan sambil adegan loncat-loncat itu kamu lupain aja, gaes, kalau nggak mau jembatan rubuh terus kamu jatuh, nubruk batu-batu licin curug di bawah, terus badan kamu gelimpangan kebawa arus air terjun hingga jauuh, lupain aja. Foto-foto yang wajar aja, gaess.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun