Mohon tunggu...
Arolina Sidauruk
Arolina Sidauruk Mohon Tunggu... Pengacara - Waktu itu sangat berharga

Bagai menegakkan benang basah

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Berperilaku Cerdas di Tengah Ketidakpastian

11 Mei 2020   22:00 Diperbarui: 11 Mei 2020   22:19 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Berbicara tentang ketidak pastian, berarti "ragu". Keraguan dalam bertindak ,berpikir dan merasa was-was pada setiap keputusan. Berkaitan dengan keberadaan virus Covid 19, banyak sudah akibat yang ditimbulkan dalam peristiwa tersebut.  ada banyak ketakutan-ketakutan baru dalam menyiasati kondisi keuangan yang sangat berdampak. contoh nyata adalah ketika diumumkannya kekejaman virus tersebut, secara beriringan semua sektor perekonomian menjadi lumpuh.

ketika Pemerintah mengeluarkan edaran yang mengatakan  bahwa semua aktifitas harus dilakukan dirumah saja, maka segala sesuatu berobah total. Pekerja serabutan berhenti, Ojek Online pun menjerit,penjual makanan/warung nasi dan pelaku UMKM menjadi trauma sebab dagangan tidak laku.

Mall dan Swalayan pelan-pelan merumahkan pekerjanya, sebab pengunjung tidak ada, begitupun perusahaan swasta, sangat merasakan dampak covid 19 ini. Sejak dikeluarkannya surat edaran Work From Home, ASN pun turut merasakan kondisi yang tidak enak tersebut.

semua kegiatan seminar, rapat dan pertemuan-pertemuan formil sudah harus diberhentikan sementara, sehingga Pemerintah berinisiatif melakukan pertemuan dengan melakukan teleconference . Hasilnya memang kurang maksimal.

tapi apa boleh buat, semua dilakukan semata-mata agar program dan kegiatan Pemerintahan bisa berjalan sesuai dengan target. Ketika semua  kegiatan  rapat dilakukan dengan mempergunakan  aplikasi zoom, maka  kita akan berfikir, akan kemanakah  anggaran yang sudah disyahkan?

salah satu isi  UU nomor 25 tahun 2004, tertulis bahwa akan ada evaluasi setiap kegiatan yang sudah berjalan, untuk itu karena biaya perjalanan dinas dan rapat-rapat tidak terpakai dan sudah  terlewat sesuai jadwal, maka besar kemungkinan anggaran tersebut akan dikaji kembali melalui Perubahan disekitar  bulan Juli tahun 2020 yang akan datang, semoga Virus Corona segera tuntas dari dunia ini, khususnya di negara kita Indonesia.

Sehubungan dengan itu, saya selaku ASN  yang juga turut serta merasakan dampak covid 19 ini akan berbagi cerita tentang bagaimana usaha kita bersikap cerdas dalam mengelola setiap pengeluaran disaat kondisi yang tidak pasti ini. sebagai seorang ibu rumah tangga  saya sangat berperan penting didalam pengelolaan keuangan.

memang saya  rutin menerima gaji bulanan, saya harus  selalu menyisihkan uang sekolah anak  ( sekolah di swasta )  karena anak juga belajar dirumah, otomatis uang jajan yang setiap hari diberikan, saya sisihkan menambah extra puding  disela-sela kesibukannya belajar daring,supaya tidak jenuh.

Internetpun  harus siaga 24 jam, otomatis menambah pembayaran. Token dan PDAM wajib harus dibayar, beruntung saat ini, kegiatan arisan-arisan juga diberhentikan sementara, ibadahpun  masih dirumah, BBM untuk kenderaan harus selalu siap.

 Untuk membantu Pemerintah dalam menangani covid 19 ini, disarankan untuk tidak gampang menerima issue yang tidak berdasar, seperti misalnya, issue keuangan kita sudah hampir  bangkrut., kepada kita pun disarankan untuk tidak melakukan penarikan uang besar-besaran pada Bank, hal itu dimaksudkan agar pihak Bank tidak kewalahan dalam melayani nasabah-nasabah yang lain,sehingga tidak menimbulkan Rush.

Pemerintah  sangat serius dalam menangani kondisi yang tidak pasti ini, belum lagi para elit politik bermain kata-kata, yang dapat berakibat fatal bagi masyarakat pada umumnya dan tidak mengerti masalah politik, pemerintah melalui Kementrian Sosial, Kementrian Desa Tertinggal,dan Lembaga yang lain  telah berupaya untuk memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat yang berdampak covid 19. semua itu sangat mempengaruhi perputaran uang yang dikoordinir Bank Indonesia sebagai centralnya. 

Menyikapi kondisi tersebut, diharapkan kepada kita untuk berhati-hati dalam mengelola pengeluaran keuangan .  secara pribadi situasi ini sangat tidak menguntungkan, belum lagi situasi pasar yang tidak stabil,  sembako juga ikut naik,  hasil pertanian menjadi terhambat karena adanya larangan memasuki wilayah satu dengan wilayah lainnya. menyusul  diberlakukannya PSBB dibeberapa Propinsi, sangat  mempengaruhi sistim keuangan Pemerintahan dan menimbulkan keegoan masing-masing Gubernur,Bupati/Walikota.

mereka saling menuding dan curiga satu sama lain. banyaknya peraturan juga sangat mengganggu kehidupan masyarakat, ketika ada larangan berpergian,ketika angkutan/transfortasi dilarang beroperasi,maka pengangguran-pengangguran baru pun bermunculan. kriminal terjadi dimana-mana, belum lagi data dari Gugus Tugas Pusat, Propinsi dan daerah berbeda-beda satu sama lain.

Saya memang tidak pandai berhitung, tetapi saya turut merasakan situasi seperti sekarang ini, Tidak ada kenyamanan, hanya saja pengeluaran memang agak sedikit berkurang disebabkan adanya pembatasan pergerakan yang dikeluarkan Pemerintah. Kalau saya membaca disetiap media online, baik  yang saya lihat langsung, banyak ujaran-ujaran kebencian yang sudah pasti melanggar UU ITE, semua lini disinggahi supaya keadaan semakin kacau, banyaknya berita Hoax sangat mempengaruhi kondisi terkini.

ketika Pemerintah memberikan bantuan kepada warga yang terdampak covid, disitu pulalah fitnah ditebar, bantuan pun disalah gunakan, data para penerima juga dipalsukan.  Manusia memang tidak pernah dan tidak akan selalu bersyukur, Para elit politik juga turut memprihatinkan. seolah-olah mereka bukan bagian dari korban Covid 19.

Sekaitan dengan  thema yang diusung  " Berperilaku cerdas ditengah ketidak pastian "   dapat saya simpulkan bahwa thema ini pasti mengarah kepada cara kita dalam mengelola keuangan. Kemampuan untuk bangkit kembali setelah timbul masalah keuangan adalah suatu keharusan  dan  wajib dilakukan , kondisi keuangan ini bisa digambarkan dalam bentuk kehilangan pekerjaan, masalah kesehatan yang mungkin sangat membutuhkan biaya besar, walaupun sebagian terbantu dengan adanya kartu BPJS, hingga masalah perekonomian.

Kita dituntut dan berupaya pulih kembali dari keterpurukan keuangan tergantung pada kemampuan kita mempersiapkan semua hal sebelum virus ini datang. Walaupun pada dasarnya kita tidak bisa memprediksi masalah keuangan dan kita tidak bisa mengendalikannya, setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk menghadapinya.

Pertama, kita harus melakukan persiapan. ketika kita tidak mempunyai simpanan/tabungan namun kita memiliki utang, kita pasti kewalahan dalam mengatasinya. mau tidak mau kita harus menyisihkan sedikit untuk melunasi utang tersebut, paling tidak kita berniat untuk membayarnya.

Kedua, selalulah membuat  catatan, (saya sering bawa buku catatan mini di tas untuk menolong ingatan) hal ini dimaksudkan agar kita mengetahui kemana uang tersebut bersileweran. dan harus berniat memangkas pengeluaran yang tidak perlu.

Ketiga ...kepanikan harus dikuasai. jiwa harus terkontrol, disaat masalah keuangan terjadi , kita berupaya untuk tenang dan tidak panik, supaya ketika kita mengambil keputusan tidak merasa tertekan. terakhir ..kita harus mampu membedakan "keinginan dan kebutuhan", jangan karena lapar mata, maka kebutuhan wajib pun jadi terabaikan. kita harus membuat apa yang menjadi prioritas.

Dengan mencoba menerapkan beberapa hal diatas, semoga kita sudah berada dijalur yang benar dan berperilaku cerdas ditengah ketidakpastian dan mencoba belajar berhemat.apalagi situasi kedepan perekonomian kita masih gonjang ganjing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun