Mohon tunggu...
Arnoldus Ajung
Arnoldus Ajung Mohon Tunggu... Guru - Inspirasi Hidup

Hidup selalu dihadapkan pada pilihan. Maka hidup harus selalu dimaknai, agar hidup berkualitas. Hidup yang berkualitas adalah hidup yang bermakna dan bernilai, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Mencoba memaknai hidup yang dianugerahkan, mencari butir-butir mutiara hidup yang tersembunyi di dalam setiap peristiwa dan pengalaman hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Moderasi Hidup Beragama di Tengah Pluralitas Agama

17 Oktober 2021   08:17 Diperbarui: 18 Januari 2024   07:46 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:https://lsisi.id/menyukseskan-moderasi-beragama-di-indonesia/

Seorang Teolog Katolik bernama Hanz Kung pernah mengatakan bahwa "Perdamaian dunia tidak akan pernah tercipta tanpa perdamaian antar agama-agama di dunia. Demikian pula sebaliknya, perdamaian antar bangsa di dunia tidak akan pernah tercipta tanpa perdamaian antar agama di dunia". Agama yang baik adalah agama yang menghantar sesorang pada kebaikan (yang Ilahi). 

Dengan kata lain agama yang baik adalah yang membuat seseorang menjadi baik" ujar Dalai Lama XIV seorang tokoh panutan sekaligus penerima hadiah Nobel Perdamaian dalam Agama Budha.

Bagaimana cara kita memaknai keberagaman keyakinan dan kepercayaan dewasa ini, khususnya dalam konteks hidup bermasyarakat di Indonesia? Indonesia adalah negara beragama yang tidak mendasari hidup berbangsa dan bernegaranya pada satu kepercayaan atau keyakinan agama saja. Jadi bukan negara agama, tetapi negara yang semua masyarakatnya menganut salah satu agama yang diakui negara.

Pertanyaan reflektif sekaligus dialogis bahkan cenderung apologis yang seringkali muncul atau diungkapkan orang beragama maupun tidak beragama adalah: Apakah semua agama sama? Apakah hanya ada satu agama yang paling benar? Apakah semua agama sama-sama benar? Mari kita refleksikan ketiga pertanyaan tersebut dengan pola berpikir moderasi beragama.

Apakah semua agama sama?

Jawabannya adalah semua agama sama-sama memiliki sistem kepercayaan kepada yang Maha Kuasa, yang Ilahi dan relasi manusia dengan yang Ilahi serta relasi antar manusia dengan ciptaanNya. Semua agama lahir dan berasal dari konteks budaya tertentu yang mempengaruhi rumusan iman kepercayaan, cara mengungkapkan iman kepercayaan dan kepercayaan itu sendiri. 

Semua agama memiliki kebenaran yang bersifat universal, artinya kebenaran dalam tiap agama dapat berlaku bagi semua manusia karena mengajarkan nilai-nilai universal, umum. Kebenaran ini bisa diterima, diakui dan dipahami oleh semua agama.

Misalnya: Agama Kristen mengajarkan hukum utama adalah Cinta Kasih yang dapat diaplikasikan dalam hidup sehari-hari dengan mengasihi Allah dan sesama (seperti mengasihi diri sendiri). Ajaran pokok ini dapat dihayati dengan antara lain: semangat mengampuni dan hidup damai, yaitu dengan cara mengasihi musuk dan menanggalkan hasrat balas dendam. 

Peduli kepada penderitaan dan keprihatinan sesama dengan cara berpihak kepada orang kecil, lemah, miskin, tertindas dan difabel (KLMTD), serta menjadi sesama bagi yang lain, seperti contoh perumpamaan Yesus tentang "Orang Samaria yang Baik Hati"(Luk 10:25-37). Penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan dengan menjual segala milik dan mengikuti jalan Tuhan, artinya tidak terikat harta dunia, mengutamakan Tuhan dalam hidup (Mrk 10:17-21). Hukum Cinta Kasih yang diajarkan Agama Kristen dapat berlaku untuk semua, karena nilainya yang universal.

Kita dapat menemukan ajaran yang sama, namun dengan istilah yang berbeda yang menjadi inti ajaran Agama Budha yaitu, agar setiap umat memiliki Welas Asih terhadap sesama, siapapun itu, segala makhluk. Maka umat Budha diminta senantiasa berbuat kebajikan, menjauhi berbuat jahat, melatih diri mensucikan hati dan pikiran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun