Manado---Sebagai rumah Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokal di Sulawesi Utara, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Badan Litbang pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) di Sulawesi Utara, selang tahun 2021 sudah melakukan kegiatan kajian.
Dalam keterbatasan pandemic Corona Virus (Covid) 2019 (19), pertanian tidak berhenti dan terus berinovasi dalam keterbatasan. Dengan terus diingatkan agar terus terapkan protocol kesehatan, para pengkaji terus bergiat mendampingi kegiatan. All hasil, tanpa masalah teknis di lapangan karena pandemic kegiatan dapat dilakukan.
Dari laporan Dr.Ir. Jefni B.M.Rawung, M.Si., selaku coordinator program, bahwa akan di seminarkan, 8 (delapan) kegiatan kajian, 3 (tiga) kegiatan hilirisasi inovasi teknologi Balitbangtan dan 8 (delapan) kegiatan dukungan managemen dapat diseminarkan. Masing-masing penanggung jawab dan tim kerjanya, akan memaparkan dalam seminar hasil kegiatan tahun 2021.
Dr.Ir.Ismail Maskromo, M.Si., dalam sambutan apresiasi para pengkaji dan tim kerjanya. Karena dalam kondisi keterbatasan karena pandemic, beberapa kegiatan besar dan melibatkan banyak audiens dapat dilaksanakan, tanpa masalah.
Sebagai sumber inovasi teknologi pertanian di daerah dan sebagai rumah inovasi, BPTP Sulawesi Utara harus hasilkan terbaik dari Sulawesi Utara untuk Indonesia. Untuk itu, dalam seminar ini kita paparkan hal-hal yang sudah kita kerjakan. Sampaikan apa yang menarik dari kegiatan kajian kita, apa tanggapan dari audiens ketika melihat pekerjaan kita, itu terrekam.
BPTP dengan tugas utama menghilirkan inovasi teknologi, berbeda degan Balai Penelitian, yang fokus komodits tertentu. Output hasil kajian BPTP, harus orientasi bisnis. Bila mengkaji sapi dan jagung, modal berapa dan dalam berapa tahun, keuntungan saya dapat. Demikian dengan tanaman bunga krisan, Sumber Daya Genetik. Itu harus tergambar dalam pemaparan, tutur Dr pertama dari Sulawesi Utara yang menyabet Breeder Award-2 tahun ini.
Demikian dengan para penyuluh pertanian di BPTP Sulawesi Utara, dalam menghilirkan inovasi hasil kajian spesifik lokasi, upayakan sudah kita lakoni. Bukan hanya menceritakan, tapi sudah melakukan dalam laboratorium penyuluh di masing-masing penyuluh, imbuh Ismail.
Kelakar tapi serius, dari Ismail: “Jangan sampai terjadi boomerang”, ketika melakukan penyuluhan. Tatkala petani balik bertanya. “ada berapa banyak yang bapak ibu koleksi, ada berapa luas yang sudah ditanami”. Kita terdiam. Itu lah, pentingnya kita harus melakoni, walau hanya sebagai contoh. Bila di rumah sulit kita lakukan, dikantor kita buat.
Kegiatan seminar diikuti oleh para peneliti dan penyuluh serta teknisi litkayasa dan administrasi di BPTP Balitbangtan Sulawesi Utara.(#Artur)