Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Lin Dan dan Pelajaran bagi Trio Muda Bulutangkis Kita

20 Maret 2017   11:15 Diperbarui: 22 Maret 2017   01:00 1962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lin Dan, Maestro yang terus Berprestasi/ Sumber Gambar : Kompas

 

 

Lin Dan akhirnya menjuarai tunggal putra Swiss Open Grand Prix Gold 2017 setelah mengalahkan yuniornya, Shi Yuqi melalui straight game dengan skor 21-12 dan 21-11.

Sebelumnya, di semifinal Lin Dan menghentikan harapan Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting.  Ginting harus mengakui dominasi Lin Dan dengan kekalahan dua set langsung, 17-21, 17-21.

Saya sempat menyaksikan pertarungan keduanya melalui siaran televisi. Menurut saya, Ginting sudah menunjukkan penampilan yang maksimal, Ginting beberapa kali berhasil meladeni permainan cepat dan reli-reli panjang dari Lin Dan. Bahkan, Ginting sempat “mempecudangi” Lin Dan melalui bola-bola tipis di bibir net ataupun melalui jumping smash menyilang khasnya. Pebulutangkis muda berusia 20 tahun ini memang pantas menjadi tumpuan harapan tunggal putera Indonesia di masa depan. Walaupun  hanya berangking 30 dunia, selama pertandingan Ginting tampil percaya diri dengan daya juang yang tinggi, pantang menyerah. 

Namun pengalaman, skill dan kematangan bola-bola Lin Dan yang berbicara di atas lapangan, Sebuah pukulan drive tajam dari Lin Dan yang tidak sempurna dikembalikan Ginting membuat perlawanan alot dari Ginting terhenti.

Lin Dan itu memang seorang maestro bulutangkis dunia.  Peraih dua medali emas olimpiade ini memainkan raketnya seperti seorang pelukis. Lin Dan seperti menyapukan kuas dengan tangan kidalnya ketika berada di lapangan dengan bola-bola yang terkadang sulit ditebak laju dan arahnya. Sapuan raket  Lin Dan itu membuat permainan bulutangkis menjadi indah untuk dinikmati.

Oleh karena kekhasannya itu, Lin Dan itu ibarat pelukis yang langka. Di dunia bulu tangkis saat ini, tercatat hanya Lee Chong Wei yang dianggap mendekati kemampuan Lin Dan. Duel di antara dua “pelukis” ini sering disebut dengan Eternal Rivalry, merujuk kepada 38 pertemuan mereka yang selalu sengit. Lin Dan memenangkan 26 pertarungan di antara keduanya.

Setiap kali tampil, nama besar Lin yang dijuluki Super Dan ini memang kerapkali membuat lawan-lawannya ketar-ketir. Teknik permainan dipadu mental dan pengalaman yang matang menjadikan Lin sangat sulit untuk ditaklukkan.

Di usia 34 tahun, Lin Dan tak ada habisnya. Banyak pihak yang berspekulasi bahwa Lin Dan akan segera pensiun setelah Olimpiade Rio 2016 dan All England 2017 akan menjadi turnamen kompetitif terakhirnya.

Apa yang terjadi selanjutnya menampik semua itu, terpetik kabar bahwa Lin Dan malahan masih bermimpi untuk menjadi satu-satunya pebulutangkis yang berhasil meraih emas di 3 olimpiade berbeda.  Lin Dan adalah peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012. Lin Dan masih memburu emas di Tokyo 2020. Gila !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun